
Part of Series
Yuda, "si iblis", seorang pemanjat tebing dan petaruh yang melecehkan nilai-nilai masyarakat. Parang Jati, "si malaikat", seorang pemuda berjari duabelas yang dibentuk oleh ayah angkatnya untuk menanggung duka dunia. Marja, "si manusia", seorang gadis bertubuh kuda feji dan berjiwa matahari. Mereka terlibat dalam segitiga cinta yang lembut, di antara pengalaman-pengalaman keras yang berawal dari sebuah kejadian aneh—orang mati yang bangkit dari kubur—menuju penyelamatan perbukitan gamping di selatan Jawa. Di antara semua itu, Bilangan Fu sayup-sayup menyingkapkan diri. Pengarang menamai nafas novelnya "spiritualisme kritis". Yaitu, yang mengangkat wacana spiritual—keagamaan, kebatinan, maupun mistik—ke dalam kerangka yang menghormatinya sekaligus bersikap kritis kepadanya, yang mengangkat wacana keberimanan, tanpa terjebak dalam dakwah hitam dan putih. Novel ini adalah manifesto Ayu Utami tentang sebuah sikap yang dianggap perlu diutamakan di zaman ini: sikap religius ataupun spiritual, yang kritis.
Author

Justina Ayu Utami atau hanya Ayu Utami (lahir di Bogor, Jawa Barat, 21 November 1968) adalah aktivis jurnalis dan novelis Indonesia, ia besar di Jakarta dan menamatkan kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Ia pernah menjadi wartawan di majalah Humor, Matra, Forum Keadilan, dan D&R. Tak lama setelah penutupan Tempo, Editor dan Detik pada masa Orde Baru, ia ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen yang memprotes pembredelan. Kini ia bekerja di jurnal kebudayaan Kalam dan di Teater Utan Kayu. Novelnya yang pertama, Saman, mendapatkan sambutan dari berbagai kritikus dan dianggap memberikan warna baru dalam sastra Indonesia. Ayu dikenal sebagai novelis sejak novelnya Saman memenangi sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta 1998. Dalam waktu tiga tahun Saman terjual 55 ribu eksemplar. Berkat Saman pula, Ayu mendapat Prince Claus Award 2000 dari Prince Claus Fund, sebuah yayasan yang bermarkas di Den Haag, yang mempunyai misi mendukung dan memajukan kegiatan di bidang budaya dan pembangunan. Akhir 2001, ia meluncurkan novel Larung.