
Part of Series
Dani masih terkulai di antara dua batas bayang, kehidupan atau kematian. Ia tidak menangkap suara pasukannya yang memantul di antara dinding-dinding jurang, sebab kesadarannya tiada. Sementara itu, Zain berada di antara dua batas kebimbangan antara gravitasi kerinduan pada ibunya yang memekat dan sosok Alexandra yang kafir. Dilema selalu mendera. Ahmad yang selalu merindui syahid, sebagaimana layaknya para mujahid menerbangkan kakinya menjemput maut. Lalu Aminah, relakan ia melepas Zainullah? Jika kemudian muncul pasukan Mossad yang menyergap bersama kebengisan dan kekejian Yahudi yang telah dikutuk Allah untuk memorak-porandakan dunia, mana yang lebih pantas disebut teroris? Dan tidaklah ridha kaum Yahudi dan Naasrani hingga kalian mengikuti ajaran mereka. maka muncullah tipu day ayang selalu maujud dalam peperangan, yang selalu mengada dalam perebutan atas dunia. Novel ini banyak bercerita tentang campur tangan Yahudi atas berbagai peristiwa teror yagn senantiasa menjadikan Islam sebagai kambing hitamnya. Demikian juga peristiwa 911 di New York, Yahudi selalu terlihat sophisticated saat melakkukannya melalui Amerika yang notabene adalah anak asuhnya, melalui kapitalisme, sosialisme, atau isme lain yagn beranak pinak muncul dari berbagai arah, sebab kita kaum Muslimin masih berkualitas lalat sehingga jeratan Yahudi yang setipis rumah laba-laba masih mencekik leher-leher kita melalui rekayasa politik internasional, rekayasa ekonomi internasional, dan rekayasa terorisme interansional. Lalu siapa yang peduli?
Author

Izzatul Jannah adalah nama pena dari Setiawati Intan Savitri. Karya pertamanya dimuat di majalah Ananda ketika duduk di kelas V SD. Mulai menulis cerita Islami pada tahun 1992, sejak berinteraksi intens dengan kajian dan dakwah Islam. Telah menulis sekitar 50 cerpen lebih yang dimuat di Annida, Ummi, Ishlash, dan belasan artikel lepas tentang keislaman. Pernah menjadi juara III LMCPI I Annida, juara harapan LMCPI IV Annida, serta termasuk nominator cerpenis favorit versi Annida.