Margins
Haduh, aku di-follow book cover
Haduh, aku di-follow
2013
First Published
3.53
Average Rating
122
Number of Pages

Siapa pun yang bingung mencari kata-kata yang jleb disarankan untuk membuka buku ini. Haduh, Aku Di-follow berisi puitwit [puisi-twitter] @jokopinurbo yang mencakup berbagai tema, dapat sewaktu-waktu menjelma kata yang tepat pada saat yang tepat, dapat digunakan sebagai kutipan untuk pengantar pidato, ucapan selamat, bahan renungan, teman melamun, atau untuk sekadar merayu entah siapa. Berita dan cerita datang dan pergi silih berganti. Sebentar gegap, sebentar lenyap. Di tengah rutinitas yang riuh dan gaduh, mungkin sunyi semakin mahal, nalar semakin majal. Puitwit hanya salah satu cara kecil untuk sejenak mengendap, menepi, menghidupkan imajinasi. JP, 2013 Tuhan, aku twit Kau setiap malam, tapi Kaubilang doaku masih terlampau panjang. 17.07 - 13 Jan 12 Yogya terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan. 20.58 - 30 Mar 12 Tak mengapa matahariku berbeda dengan mataharimu. Mataharimu terbit dari timur, matahariku terbit dari matamu. 19.43 - 29 Ags 12

Avg Rating
3.53
Number of Ratings
137
5 STARS
13%
4 STARS
39%
3 STARS
38%
2 STARS
8%
1 STARS
2%
goodreads

Author

Joko Pinurbo
Joko Pinurbo
Author · 21 books
Joko Pinurbo (jokpin) lahir 11 Mei 1962. Lulus dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Sanata Dharma Yogyakarta (1987). Kemudian mengajar di alma maternya. Sejak 1992 bekerja di Kelompok Gramedia. Gemar mengarang puisi sejak di Sekolah Menengah Atas. Buku kumpulan puisi pertamanya, Celana (1999), memperoleh Hadiah Sastra Lontar 2001; buku puisi ini kemudian terbit dalam bahasa Inggris dengan judul Trouser Doll (2002). Ia juga menerima Sih Award 2001 untuk puisi Celana 1-Celana 2-Celana 3. Buku puisinya Di Bawah Kibaran Sarung (2001) mendapat Penghargaan Sastra Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2002. Sebelumnya ia dinyatakan sebagai Tokoh Sastra Pilihan Tempo 2001. Tahun 2005 ia menerima Khatulistiwa Literary Award untuk antologi puisi Kekasihku (2004). Buku puisinya yang lain: Pacarkecilku (2002), Telepon Genggam (2003), Pacar Senja (2005), Kepada Cium (2007), dan Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung (2007). Selain ke bahasa Inggris, sejumlah sajaknya diterjemahkan ke bahasa Jerman. Sering diundang baca puisi di berbagai forum sastra, antara lain Festival Sastra Winternachten di Belanda (2002). Oleh pianis dan komponis Ananda Sukarlan sejumlah sajaknya digubah menjadi komposisi musik.
548 Market St PMB 65688, San Francisco California 94104-5401 USA
© 2025 Paratext Inc. All rights reserved