
Indonesia sedang gaduh-gaduhnya. Ego-ego yang tak ingin mengalah sedang tumbuh subur. Diserang, lawan balik. Dihina, maki balik. Dilaporkan, tuntut balik. Orang-orang semakin berkutub. Ekstrim dengan pilihan dan pandangannya masing-masing. Media sosial jadi medan tempur. Mulai dari kritik, sindiran, hingga makian jadi makanan sehari-hari para netizen. Status Facebook penuh kebencian, foto liburan menghilang dari Instagram, dan Twitter tak lagi menyenangkan. Sebuah terobosan dibuat untuk menyelamatkan Indonesia. Sebuah ide baru yang bisa mengendalikan keadaan, yang mampu menahan netizen agar tidak berteriak terlalu lantang. Yang saat itu Indonesia tidak tahu, jawaban tersebut datang beberapa tahun kemudian dalam bentuk yang tidak pernah terbayang sebelumnya. —- "Buku ini adalah sebuah atraksi lincah Roy Saputra di ruang yang ia kenal betul: media sosial. A story that is not only witty, but also sophisticated, and unexpectedly thrilling!" – Ernest Prakasa, komedian.
Author

Sudah menulis sejak tahun 2008. Sampai saat ini telah menulis 12 buku, 7 di antaranya buku antologi bersama penulis muda berbakat lainnya. Lebih suka menulis komedi karena ia suka baca komedi dan beranggapan dunia sudah terlalu berat sehingga diperlukan bacaan yang ringan dan menghibur. Ia berkeyakinan bahwa menulis bukan hanya soal pencapaian tapi juga tanggung jawab kepada pembaca. Untuk itu ia selalu menulis untuk berbagi nilai atau semangat yang positif. Lebih lanjut tentang dirinya bisa dilihat pada akun Twitter @saputraroy atau blog pribadinya saputraroy.com.