
“Aku tidak bersepakat dengan banyak hal, kau tahu. Kecuali, kalau kau bilang bahwa jatuh cinta adalah cara terbaik untuk bunuh diri. Untuk hal itu, aku setuju.” Kebanyakan orang lebih senang menceritakan sisi manis dari cinta. Sedikit sekali yang mampu berterus terang mengakui dan mengisahkan sisi gelap cintanya. Padahal, meski tak diinginkan, selalu ada keresahan yang tersembunyi dalam cinta. Bukankah kisah cinta selalu begitu? Di balik hangat pelukan dan panasnya rindu antara dua orang, selalu tersimpan bagian muram dan tak nyaman. Sementara, setiap orang menginginkan cinta yang tenang-tenang saja. Cinta adalah manis. Cinta adalah terang. Cinta adalah putih. Cinta adalah senyum. Cinta adalah tawa. Sayangnya, cinta tak sekadar manis. Cinta tak sekadar terang. Cinta tak melulu tentang senyum dan tawa. Ini kisah cinta yang sedikit berbeda. Masih beranikah kau untuk jatuh cinta?
Author

I am a best selling writer of 19 books. They are "Angsa-Angsa Ketapang" (2010), "Radio Galau FM" (2011), "Kata Hati" (2012), "Milana" (2013), "Cinta." (2013), "Surat untuk Ruth" (2014), "Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri" (2014), "Jika Aku Milikmu" (2016), "Metafora Padma" (2016), "Elegi Rinaldo" (2017), "Mobil Bekas dan Kisah-kisah dalam Putaran" (2017), "Luka Dalam Bara" (2017), "Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku Menjadi Hujan" (2017), "Asal Kau Bahagia" (2017), "Espresso" (2019), "Tentang Menulis" (2019), "Residu" (2019), "Batu Manikam" (2020), and "Banse Firius" (2020). My short story “Goa Maria” appeared in the bilingual anthology of Indonesian writing Through Darkness to Light (Ubud Writers and Readers Festival 2013 & Hivos). I provide editorial and copywriting services, for commercial and literary purposes. I accept prose, poetry, and nonfiction story. Contact me through the information below. Whatsapp: +6287839894689 Twitter & Instagram: @benzbara_ benzbara89@gmail.com www.bisikanbusuk.com