
Melangkahkan kaki ke dunia masyarakat terbuang yang hidup di negara berkaki buntung dalam narasi Hamsad Rangkuti bukanlah seperti menyaksikan mereka dari balik kaca jendela taksi atau mobil pribadi. Realisme Hamsad Rangkuti sigap menyeret siapa pun yang membacanya merasa benar-benar menjadi bagian dari dunia para pengemis dan gembel yang hidup di perempatan lampu merah dan tidur di gubuk-gubuk pinggir rel kereta. Saking detail deskripsi Hamsad Rangkuti, suasana dalam novelnya hampir menjadi sebentuk hiper-realisme. - Bernard Batubara, penulis dan penyair
Author

Cerpen-cerpennya dimuat dalam berbagai harian dan majalah dalam dan luar negeri. Beberapa cerita pendeknya diterjemahkan dalam bahas Inggris dan Jerman. Kumpulan cerpennya yang telah terbit adalah Lukisan Perkawinan (1982), Cemara (1982), Sampah Bulan Desember (2000) dan Bibir dalam Pispot (2003). Novel pertamanya Ketika Lampu Berwarna Merah merupakan pemenang sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1981.