
Memandang sebuah foto artinya memandang melalui mata seorang fotografer. Tak pelak, seorang fotografer adalah seorang pengembara dalam semesta penampakan. Ia berjalan, memandang, dan memotret. Berjalan, memandang, dan memotret. Sedangkan kita hanya tinggal membuka mata di depan foto untuk melihat pemandangan yang sama. Masalahnya, seberapa jauhkah para pemandang foto ini akan melihat juga segala sesuatu yang dilihat sang fotografer? Tepatnya, seberapa jauh mata kita terbuka, meskipun gambarnya nyata-nyata ada di depan kita? Rupa-rupanya, mata yang terbuka saja belum cukup untuk memandang dunia. Seperti para fotografer, para pemandang foto pun harus berangkat mengembara dalam semesta penampakan itu, dan membingkai pembermaknaannya sendiri.
Author

Seno Gumira Ajidarma is a writer, photographer, and also a film critic. He writes short stories, novel, even comic book. He has won numerous national and regional awards as a short-story writer. Also a journalist, he serves as editor of the popular weekly illustrated magazine Jakarta-Jakarta. His piece in this issue is an excerpt from his novel "Jazz, Parfum dan Insiden", published by Yayasan Bentang Budaya in 1996. Mailing-list Seno Gumira fans: http://groups.yahoo.com/group/senogum...