
Tak ada yang lebih diinginkan Luh selain kembali ke rahim. Sebagai anak hasil pemerkosaan yang berulangkali berusaha digugurkan, Luh merasa dunia fana ini begitu kejam. Tak ada kasih sayang dari ibunya. Dia dipelihara bagai hewan ternak yang cukup diberi makan tiga kali sehari. Pengabaian sang ibu membuat Luh lari dari rumah. Dalam bentang hidupnya, dia bertemu perempuan-perempuan dengan kehamilan tak diinginkan. Hal itu mendorong Luh kelak menjadi ahli aborsi yang lihai. Baginya, aborsi adalah jalan agar janin yang tak diharapkan tidak menemui kenestapaan, dan agar para perempuan memiliki otonomi atas pilihan. Luh pikir, hidup demikian akan memberinya kedamaian. Bukankah dia akhirnya dapat menolong janin-janin agar tak menderita seperti dirinya? Namun, niat baik itu kini membuatnya diburu bahaya. Bersama sebentuk rahim dalam stoples yang dia bawa, Luh berkelana sembari
Author
Sasti Gotama adalah seorang dokter yang mencintai aksara. Ia gemar mengintip sisi tergelap jiwa manusia dan melukiskannya dalam deretan karya. Karyanya telah dibukukan dalam Kumpulan Cerita Penafsir Mimpi (Indigo Publisher, 2019). Cerpen-cerpennya telah tersiar di media cetak dan media online Indonesia. Bukunya, Mengapa Tuhan Menciptakan Kucing Hitam (Diva Press, 2020), masuk dalam 5 besar buku sastra pilihan Tempo 2020, menjadi nominee Penghargaan Sastra Badan Bahasa Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2021, dan pemenang I Hadiah Sastra “Rasa” 2022.