
Selagi Maria dan Yusuf menjalin percintaan yang mans, Tuti bergelut dengan dirinya sendiri; apakah akan menikah dengan orang yang tidak dicintainya hanya karena alasan usianya yang semakin bertambah, atau tetap memegang lebih baik tidak menikah daripada mendapatkan suami yang tidak sepandangan dan tidak sepaham. Hubungan Maria dan Yusuf makin mendalam, ketika tiba-tiba Maria diketahui mengidap penyakit serius. Bagaimanakah perasaan Yusuf mengetahui keadaan tunangannya? Bagaimana Tuti menghadapi peristiwa-peristiwa tak terduga dalam hidupnya? Dan bagaimana akhirnya hubungan ketiganya? 979-407-065-3
Author

Sutan Takdir Alisjahbana (STA) menamatkan HKS di Bandung (1928), meraih Mr. dari Sekolah Tinggi di Jakarta (1942), dan menerima Dr. Honoris Causa dari UI (1979) dan Universiti Sains, Penang, Malaysia (1987). Diberi nama Takdir karena jari tangannya hanya ada 4. Pernah menjadi redaktur Panji Pustaka dan Balai Pustaka (1930-1933), kemudian mendirikan dan memimpin majalah Pujangga Baru (1933-1942 dan 1948-1953), Pembina Bahasa Indonesia (1947-1952), dan Konfrontasi (1954-1962). Pernah menjadi guru HKS di Palembang (1928-1929), dosen Bahasa Indonesia, Sejarah, dan Kebudayaan di UI (1946-1948), guru besar Bahasa Indonesia, Filsafat Kesusastraan dan Kebudayaan di Universitas Nasional, Jakarta (1950-1958), guru besar Tata Bahasa Indonesia di Universitas Andalas, Padang (1956-1958), dan guru besar & Ketua Departemen Studi Melayu Universitas Malaya, Kuala Lumpur (1963-1968).