
Lelaki Bukan Malaikat
2015
First Published
3.40
Average Rating
76
Number of Pages
Semestinya tidak ada yang dilenyapkan dengan angkara. Semesta adalah kelengangan yang menumbuhkan ilalang di antara gandum. Para penuai masih terlelap sebab anggur terbaik yang terminum semalam disisihkan tuan rumah hingga akhir pesta. Di sisi Nuh, Lot ikut menengadah. Anggur dalam tempayan terakhir telah habis ditenggak. Setelah air setelah api, mereka sama menanti, apa lagi yang akan dimuntahkan langit ke atas mezbah yang kehilangan puja-puji? “Mario Lawi dengan terampil telah memindahkan inti amanat Kitab Suci ke puisi dan menawarkannya kepada pembaca sebagai penghayatan dan pengalaman baru yang tidak lagi perlu dibatasi oleh keyakinan apa pun.” —Sapardi Djoko Damono
Avg Rating
3.40
Number of Ratings
85
5 STARS
15%
4 STARS
32%
3 STARS
35%
2 STARS
13%
1 STARS
5%
goodreads
Author

Mario F. Lawi
Author · 4 books
Mario F Lawi lahir di Kupang, pada 1991. Ia meraih NTT Academia Award 2014 kategori Sastra dari Forum Academia NTT, Penghargaan Terbaik I Taruna Sastra bagi Generasi Muda 2015 dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. Pada 2017, ia menjalani residensi di Italia. Pada 2019, mengikuti program Pertukaran Penyair Indonesia-UK di Makassar, London, dan Hull. Buku puisinya Memoria (2013) dipilih sebagai salah satu Buku Puisi Rekomendasi 2013 oleh Majalah Tempo. Kumpulan puisinya Ekaristi (2014) dinominasikan dalam 10 Besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2014 dan dipilih sebagai Buku Puisi Terbaik 2014 oleh Majalah Tempo. Ia bergiat di Komunitas Sastra Dusun Flobamora, dan mengampu rubrik Terjemahan situs bacapetra.co.