Margins
Malaikat Tak Datang Malam Hari book cover
Malaikat Tak Datang Malam Hari
2004
First Published
2.87
Average Rating
220
Number of Pages

"Lihat! Lihat di timur jauh, Hasnah! Meskipun tak tampak, tapi dari sanalah dia akan datang ...." Kawit sangat yakin, Malaikat Jibril akan datang menemuinya. Karena itulah, ia berpuasa, melantunkan sepuluh ribu shalawat setiap malam, tiga ratus tiga belas Fatihah bakda shalat, dan tiga ribu tiga amalan khusus. Nanti, ia akan ditanya shalat, puasa, dan ibadah lainnya. Ia tidak akan ditanya soal sepatu, beras, dan juga minyak. Tetapi, ia lupa kerja, lupa pada kedua anaknya yang sakit. Hasnah, istrinya, terpaksa menjadi babu dan berutang. Ia berharap ketika Jibril datang menemui suaminya, malaikat itu mencekik Kawit. Akan tetapi, benarkah Malaikat Jibril akan datang menemui Kawit sebagaimana keyakinannya? "Dari sanalah dia datang, Hasnah. Berjubah putih dan memberi salam dengan keagungan. Dia hanya datang kepada yang khusyuk berzikir ..." Kemampuan Joni Ariadinata mengolah kata memang unik dan tidak diragukan lagi. Anda akan terjebak dalam setiap kalimatnya yang ringkas dan padat. Bersama Malaikat Tak Datang Malam Hari, kesadaran kita akan digugah tentang sesuatu yang terkadang dianggap sepele.

Avg Rating
2.87
Number of Ratings
15
5 STARS
13%
4 STARS
20%
3 STARS
27%
2 STARS
20%
1 STARS
20%
goodreads

Author

Joni Ariadinata
Joni Ariadinata
Author · 4 books

Mulai menulis cerita pendek pada pertengahan tahun 1993. Karya-karyanya disiarkan di beberapa media massa; di antaranya majalah Horison, Matra, Basis, Jurnal Kebudayaan Kalam, Bahana (Brunei Darussalam), serta harian Kompas, Republika, Media Indonesia, Suara Pembaruan, The Jakarta Post, Pikiran Rakyat, Jawa Pos, Bernas, dan lain sebagainya. Karyanya dalam bentuk antologi adalah: Lampor (Kompas, 1994), Guru Tarno (Bigraf, 1995), Negeri Bayang Bayang (DKS, 1996), Candramawa (Pustaka Nusatama, 1996), Pistol Perdamaian (Kompas, 1996), Gerbong (Pustaka Pelajar, 1998), Aceh Mendesah dalam Nafasku (KaSUHA, Banda Aceh, 1999), dan Embun Tajjali (AksaraIndonesia, 2000); sedangkan esainya dalam antologi Begini Begini Begitu (Pustaka Pelajar, 1997). Kumpulan Cerita Pendek tunggalnya, Kali Mati (1999), Kastil Angin Menderu (2000), Air Kaldera (2000), dan Malaikat Tak Datang Malam Hari (2004). Kini menetap di Jogjakarta, menulis dan melukis.

548 Market St PMB 65688, San Francisco California 94104-5401 USA
© 2025 Paratext Inc. All rights reserved