


Books in series

#1
Mangan Ora Mangan Kumpul
1990
Dikemas dalam gaya seloroh, nakal dan santai, kumpulan kolom Umar Kayam ini mencuatkan sesuatu yang transendental. Teknik penulisannya pun, uniknya, mengingatkan kita pada Obrolan Pak Besut di RRI Yogyakarta dahulu yang menghadirkan sejumlah tokoh tetap, dan mengikat "alur cerita" dengan warna lokal yang kental.
Jika kemudian warna lokal Jawa yang dipilihnya, agaknya harus dilihat lebih sebagai alat menyampaikan kearifan dalam memandang kehidupan. Baginya, hidup adalah harmoni, dan tidak selalu hitam putih. Komentar Goenawan Muhammad, "Hidu, seperti tersirat dalam tulisan Umar Kayam ini, tidak bisa dilihat secara ekstrem; banyak problem, tapi kita masih bisa selalu betah karena hidup tak pernah jadi proses yang soliter."

#2
Sugih Tanpa Banda
1994
Ingat Mangan Ora Mangan Kumpul, Sketsa-Sketsa Umar Kayam? Dalam buku kedua ini Umar Kayam masih lincah meloncat dari satu tema ke tema lain tanpa meninggalkan gaya penulisannya yang kenyal dan segar-menggelitik. Konsisten dengan warna lokal Jawa yang pekat, ia tidak sampai tergelincir pada kepicikan sikap primordial.
Kumpulan tulisan Kayam yang sarat kritik sosial ini secara keseluruhan tampak sebagai ironi. "Ia menampilkan masalah, menyindirnya, dan sekaligus menyindir semua pihak yang membicarakan maupun yang coba memecahkannya... Namun ia tidak menjadi liar, tidak asal lain, tidak seperti yang dituduhkannya terhadap pascamodernisme," tulis Sapardi Djoko Darmono.

#3
Madhep Ngalor Sugih Madhep Ngidul Sugih
2005
Madhep Ngalor Sugih, Madhep Ngidul Sugih merupakan buku ke-3 kumpulan kolom Umar Kayam dalam harian Kedaulatan Rakyat. Kumpulan kolom edisi 1 Januari 1994 sampai dengan 31 Desember 1996 ini, tidak berbeda dengan dua buku sebelumnya, digarap dengan bahasa yang hidup serta nuansa humor dan kritik sosial yang pas.
Author

Umar Kayam
Author · 11 books
Many predicate have been given to Umar Kayam. He was a writer, lecturer, bigscreen artist. Most of his time was spended as a lecturer at Gadjah Mada University, Yogyakarta. Bibliography: * Sri Sumarah (Pustaka Jaya, 1975) * Para Priyayi (Pustaka Jaya, 1992) * Jalan Menikung/Para Priyayi 2 (Pustaka Jaya, 2002)