
"1936. Palestina membara. Memakai nama Ibrahim el-Molqa, Pacar Merah membantu bangsa Arab melawan bangsa Yahudi yang hendak menduduki Palestina. Telegram dari Alminsky membuat Pacar Merah bertolak ke India untuk menjalankan Pan-Malay Congress sebagai Profesor Martinez yang datang bersama Nona Agnes. Ia kemudian bertualang ke Moskow dengan dua tujuan berbahaya: bersama Alminsky dan Nona Agnes menjumpai Marcelle, istri Alminsky, yang berdasarkan telegram Darsonov terluka akibat berperang di Spanyol. Selain itu, Pacar Merah hendak membebaskan Se-mounov yang menurut Darsonov ditahan di Siberia—sambil terus berusaha lolos dari intaian mata-mata Soviet. Pacar Merah tak lain adalah Tan Malaka, tokoh penting lahirnya bangsa Indonesia. Buku kedua Pacar Merah Indonesia ini mengisahkan peranan Tan Malaka dalam berbagai konflik di Timur dan Barat, bertualang bersama tokoh-tokoh yang juga muncul dalam buku pertama: Ivan Alminsky dan Semounov. Secara terpisah, kita juga mengikuti petualangan Paul Mussotte berkunjung ke tanah air dan Darsonov, pembawa pesan kunci rangkaian petualangan ini. Buku ini diterbitkan pertama kali pada akhir 1938, tak lama setelah Matu Mona—nama pena penulis Hasbullah Parindurie—bertemu secara rahasia di Sumatra Barat dengan Tan Malaka, yang ingin berkenalan dengan penulis Pacar Merah Indonesia, yang buku pertamanya terbit pada pertengahan 1938. Setelah sempat diterbitkan pada 2010, penerbit baNANA menerbitkan kembali roman politik unik ini sebagai bagian dari khasanah sastra Indonesia yang penting dibaca. Pacar Merah Indonesia terdiri atas dua seri. Buku ini adalah seri keduanya."