
Dwi Ratih Ramadhany selalu menampilkan tokoh perempuan dalam setiap cerpennya. Perempuan dalam segala pergumulan hidupnya selalu berada dalam kutub pertempuran antara obsesi atau mimpi dan realita sehari-hari. Persoalan yang jamak terjadi dalam dunia perempuan itu menjadi menarik ketika dikemas dalam sebuah layar abu-abu: senyawa wilayah nyata dan tak nyata. Dan, itu menjadi keunikan Dwi Ratih Ramadhany sebagai cerpenis muda Indonesia. Tongsoe Tjahjono, Sastrawan dan peraih penghargaan bidang sastra dari Gubernur Jawa Timur 2012) Tokoh-tokoh perempuan dalam cerpen-cerpen Dwi Ratih Ramadhany berada dalam dialektika dunia natural dan supernatural, rasional dan irasional dalam lingkungan yang dipenuhi mitos dan nilai-nilai kearifan lokal. Citra dan peran mulia mereka terbentuk melalui perjuangan melawan dominasi dan stereotip budaya masyarakat yang memarjinalkan mereka. (Yusri Fajar, Sastrawan dan Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Timur)