
... Beberapa menit kemudian kelas dimulai. Kayaknya ngajar kelas 1 SMP bakalan jadi living hell. Baru masuk aja udah berisik banget. 'Selamat siang, saya Dika,' gue bilang ke kelas 1 SMP yang baru gue ajar ini. 'Saya guru untuk pelajaran ini.' 'Siang, Pak!' kata anak cewek yang duduk di depan. 'Jangan Pak. Kakak aja,' kata gue sok imut. Gue lalu mengambil absensi dan menyebutkan nama mereka satu per satu. 'Sukro,' gue manggil. 'Iya, Kak.' Sukro menyahut. 'Kamu kacang apa manusia?' 'Hah? Maksudnya?' 'Engga, habis namanya Sukro, kayak jenis kacang,' kata gue, kalem. 'Oke, kacang apa manusia?' 'Ma-manusia, Kak.' 'KURANG KERAS!' Gue menyemangatinya. 'MANUSIA, KAK!' Satu kelas hening. RADIKUS MAKANKAKUS: Bukan Binatang Biasa adalah buku ketiga Raditya Dika (setelah Kambingjantan dan Cinta Brontosaurus) berisi pengalaman-pengalaman pribadi Raditya Dika sendiri yang bego, tolol, dan cenderung ajaib. Simak kisah Raditya Dika jadi badut Monas sehari, ngajar bimbingan belajar, dikira hantu penunggu WC, sampai kena kutuk orang NTB. Penulis Indonesia, tidak pernah segoblok ini.
Author

Raditya Dika is an Indonesian comedy writer. His first book was a collection of his humorous blog entries, entitled Kambingjantan: Catatan Harian Pelajar Bodoh (Malegoat: Diary of a Stupid Student). His second book chronicles his unbeliavebly jinxed love life, entitled Cinta Brontosaurus (Brontosaurus Love). Published a year following the success of his previous work. His latest books, bearing the title Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa (Radikus Makankakus: Not Your Ordinary Animal) & Babi Ngesot (Sliding Pig) follows the tone of his previous works. All of his books targets the stupidity and self-depreciating ridiculousness of a boy trying to get to adulthood, along with the absurdity of everyday life. Currently he's working as director and editor-in-chief Bukune Publishing House.