
Menulis itu berbagi. Berbagi rasa, berbagi sapa, dan berbagi cerita. “Roman Semesta” berbicara tentang dunia yang melingkupi kita. Dunia yang khas. Dunia yang menampung ragam kisah dengan semua unsur adalah tokohnya. Ada waktu kita tidak tahu benar peran kita sebagai tokoh yang menyusun kisah-kisah tersebut. Atau barangkali lupa. Ketidaktahuan dan kelupaan inilah yang sering menggoyangkan keseimbangan semesta. Maka terbit perang, penjajahan, penghancuran, pengrusakan, penghianatan, dan segala yang menimbulkan resah. “Roman Semesta” di sini tidak juga pada posisi ingin memberantas ketidaktahuan dan kelupaan tadi. Sebagaimana takdir sebuah puisi, “Roman Semesta” adalah cermin tempat kita dapat melihat diri sendiri dan segala yang berkelindan di sekitar. Adalah juga kristalisasi dari keinginan penulis untuk berbagi rasa, sapa, dan cerita. Maka di dalamnya banyak unsur yang diberi kesempatan untuk bicara. Ada banyak tokoh di luar semesta diri sendiri yang perlu kita kenal, perlu kita sapa, dan bahkan mungkin perlu kita bersatu dengannya. Seperti pula takdir sebuah roman, sehimpun puisi ini tentu tak lepas dari eksistensi cinta dan segala yang menyertainya. Semua ditulis dalam kerangka refleksi. Kita mencerminkan semesta, dan semesta mencerminkan kita. Begitulah kira-kira. Kita hanya perlu percaya, puisi akan bekerja dengan caranya sendiri. Fitrawan Umar kelahiran Pinrang Sulawesi Selatan, 27 Desember 1989. Beberapa karyanya esay, cerpen, dan puisi pernah dimuat di sejumlah media cetak dan antologi: Sepotong Coklat dan Cerita-Cerita yang Lain (2012); Merentang Pelukan (2012); Dunia di Dalam Mata (2013); Wasiat Cinta Penyair Makassar (2013); Trough Darkness To Light (2013); Journal The Indonesian Literary Quarterly (2014). Terpilih sebagai penulis undangan Ubud Writers and Readers Festival 2013. Sekarang ini aktif mengelola Majalah Sastra Salo Saddang-komunitas penulis Pinrang dan sedang menyusun tesis program pascasarjana ilmu lingkungan Universitas Gajah Mada.
Author

Fitrawan Umar lahir di Pinrang, Sulawesi Selatan. Karya-karyanya pernah dimuat di beberapa antologi, seperti Merentang Pelukan (Motion, 2012), Dunia di Dalam Mata (Motion, 2013), Wasiat Cinta (Nala, 2013), Through Darkness to Light (UWRF, 2013), Esai tanpa Pagar (Nala, 2014), dan Out of Ubud (Yayasan Lontar, 2013). Ia pernah diundang sebagai penulis terpilih pada festival sastra internasional Ubud Writers and Readers Festival pada tahun 2013. Buku puisinya, Roman Semesta (Motion, 2014) meraih nominasi Anugerah Pembaca Indonesia 2014. Novel debutnya adalah Yang Sulit Dimengerti Adalah Perempuan (Exchange, 2015). Fitrawan mengelola blog www.fitrawanumar.com dan Twitter @fitrawanumar. Ia bisa dihubungi secara personal melalui email: fitrawan.umar@gmail.com.