
Mungkin di antara ragu dan bahagia, justru dialah yang jatuh hati kepada kesedihan... Bagaimana bila seorang lelaki menyatakan ia jatuh hati kepadamu? Buat dia ini justru meresahkan. Waktu yang berdetak seperti derak roda kereta di atas jalanan berdebu yang memerihkan mata. Seperti mata lelaki itu yang selalu memancarkan kesedihan hingga dia ragu mampu menciptakan bahagia di sana. Mungkin, di antara cinta yang menunggu, justru waktulah yang datang tak tepat... Bagaimana bila dia yang jatuh hati kepada seorang yang lain? Buat dia, ini terasa seperti menemukan pada waktu yang tak pas meskipun mereka saling mengutuhkan. Harapan yang dipendam menjelma menjadi mimpi. Tinggal itu satu-satunya ruang temu untuk dia berbagi rindu dengan cintanya yang telat tiba. Mungkin, di antara cinta yang terlihat dan yang terlambat, selalu ada ruang temu rahasia... Dan día cukup memejamkan mata untuk sampai di sana.
Author

"The cut of a garment speaks of the colour of artistic temperament." Her adaptation of that famous Thomas Carlyle quote probably best describes Maradilla Syachridar, whose outlook on life strives to expand everyone's perspective. This open-minded, eager observer has a voracious curiosity, especially when it comes to literature and left-field music. Maradilla published her debut novel "Ketika Daun Bercerita" in 2008, with the follow-up "Turiya" in 2011. In 2012, she has contributed a short story to the Seno Gumira Ajidarma tribute anthology "Perkara Mengirim Senja", and another anthology pieces, "Menujuh", "Memoritmo". Due to her love of music that is a constant companion during the creative process, Maradilla also lends her talents as a backing vocalist, synthesizer player and songwriter to the electronic pop collective Homogenic. As a result, music and literature becomes the embodiment of a modern and contemporary personality that channels the creative impulses that emanate directly from Maradilla's soul. She dreams of one day combining all those elements into a cohesive work of performance art. There's a lot on Maradilla's plate, then. But what else would you expect from someone whose personal mantra is "I'm against living in status quo"?