
Dengan sensitivitasnya yang luar biasa, Kahlil Gibran merajut sebuah kisah cinta tentang sepasang kekasih yang indah dan menggelora. Namun, cinta mereka bukanlah tanpa halangan. Tradisi, tabu, politik, dan ketidakadilan menjadi penghalang bagi keduanya untuk bersatu. Sederhana, tetapi penuh makna. Itulah yang membuat karya Gibran begitu dekat di hati pembacanya. Diterjemahkan secara langsung oleh Sapardi Djoko Damono, penyair legendaris Indonesia, menjadikan napas liris dan puitis di dalam buku ini tetap semakin terasa keindahannya. Inilah salah satu kisah cinta paling megah dan paling dikenal sepanjang masa, yang sering disandingkan bersama Romeo & Juliet karya William Shakespeare.
Author

Kahlil Gibran (Arabic: جبران خليل جبران ) was a Lebanese-American artist, poet, and writer. Born in the town of Bsharri in modern-day Lebanon (then part of Ottoman Mount Lebanon), as a young man he emigrated with his family to the United States where he studied art and began his literary career. In the Arab world, Gibran is regarded as a literary and political rebel. His romantic style was at the heart of a renaissance in modern Arabic literature, especially prose poetry, breaking away from the classical school. In Lebanon, he is still celebrated as a literary hero. He is chiefly known in the English-speaking world for his 1923 book The Prophet, an early example of inspirational fiction including a series of philosophical essays written in poetic English prose. The book sold well despite a cool critical reception, gaining popularity in the 1930s and again, especially in the 1960s counterculture. Gibran is the third best-selling poet of all time, behind Shakespeare and Lao-Tzu.