Margins
Seri Buku TEMPO: Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan book cover 1
Seri Buku TEMPO: Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan book cover 2
Seri Buku TEMPO: Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan book cover 3
Seri Buku TEMPO: Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan
Series · 3 books · 2011

Books in series

Kartosoewirjo book cover
#2

Kartosoewirjo

Mimpi Negara Islam

2011

Berasal dari keluarga abangan, Sekarmadji Maridjan Karto­soewirjo menjadi pemimpin pemberontakan Darul Islam. Ber­­bekal pengetahuan agama Islam yang digalinya secara oto­didak, Kartosoewirjo memberontak demi cita-cita negara Islam. Toh, pemberontakannya telah ikut mewarnai sejarah pem­ben­tukan Republik yang masih berusia muda. Hampir lima puluh tahun setelah kematiannya, pemikiran dan cita-cita mendirikan negara Islam masih bergelora di kalangan sebagian umat Islam negeri ini dan masih terus mengilhami ber­bagai kelompok di negeri ini yang ingin menegakkan se­buah negara Islam—baik dengan jalan damai maupun kekerasan. Pengusung cita-cita negara Islam itu boleh saja terpecah-belah karena alasan ideologi atau kepentingan pribadi pemimpinnya. Ada yang memilih mengembangkan pendidikan, berjuang dengan program advokasi, ada pula yang tetap menghalalkan jalan kekerasan. Kelompok lain diyakini menjadi cikal bakal Jamaah Islamiah. Namun semuanya tetap mengaku penerus cita-cita Kartosoewirjo. Kisah tentang Kartosoewirjo adalah satu cerita tentang “Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan”, yang diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2003-2010. Serial ini menampilkan wajah Islam Indonesia yang beragam: dari dulu hingga kini selalu ada orang yang mengedepankan jalan moderat dan demokratis, tapi ada pula—karena kekecewaan—menyokong radikalisme dan kekerasan.
Daud Beureueh book cover
#3

Daud Beureueh

Pejuang Kemerdekaan yang Berontak

2011

Teungku Daud Beureuh termasuk pendukung pertama Proklamasi Kemerdekaan RI pada 1945. Tapi pada 1953 ia angkat-senjata melawan RI. Inilah kisah sang pejuang yang merasa dikhianati, kisah perlawanan daerah terhadap kekuasaan pusat yang mengekang. Teungku Daud ialah orang yang menyambut Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dengan sumpah setia. Ia mencintai Indonesia merdeka dan menggalang dana dari masyarakat Aceh untuk membiayai perjuangan militer dan politik melawan Belanda. Tak heran bila Sukarno menyebut Aceh sebagai "daerah modal republik" ketika mengunjungi daerah ini untuk yang pertama kali pada 1948. Perkembangan RI setelah pengakuan kedaulatan menjauh dari harapan Teungku Daud. Ia pun memutuskan angkat-senjata melawan pemerintah pusat. Buku ini adalah satu dari serial Tokoh Islam di Awal Kemerdekaan diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo pada 2003-2010. Serial ini menampilkan wajah Islam Indonesia yang majemuk. Sedari awal berdirinya Republik Indonesia, selalu saja ada sosok yang mengedepankan perdamaian dan demokrasi, tapi juga ada yang dirudung kecewa lantas memilih jalan radikal dan kekerasan. (
Wahid Hasyim book cover
#4

Wahid Hasyim

Untuk Republik dari Tebuireng

2011

Kiai Wahid, demikian dia biasa disapa, merupakan tokoh pembaru pesantren sekaligus pendidikan islam negeri ini. Sepulangnya menyantri di sejumlah pesantren di Jawa timur dan menuntut ilmu di Negeri Arab, ayah mantan Presiden Abdurrahman Wahid ini mengubah sistem pendidikan Pesantren Tebuireng dengan memasukkan pendidikan umum. Kepiawaiannya dalam berorganisasi dan berpolitik membuat Wahid Hasyim dipilih sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dia juga menjadi pemimpin di Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi)—organisasi yang ikut ia dirikan bersama Mohammad Natsir dan beberapa tokoh Islam lain pada 1945. Sebagai anggota Tim 9, dia perumus dan peletak dasar konstitusi ketika Indonesia baru merdeka. Sikapnya layak menjadi teladan hingga hari ini: selalu teguh memperjuangkan kepentingan umat Islam, tapi berkompromi ketika Bhinneka Tunggal Ika disepakati menjadi asas negara.

Author

548 Market St PMB 65688, San Francisco California 94104-5401 USA
© 2025 Paratext Inc. All rights reserved