
“... mengembalikan kekuatan seni bercerita... kita menikmati bahasanya yang tersusun ketat dan tak berniat menjelas-jelaskan, tapi begitu kaya dengan perincian situasi dan peristiwa. Ceritanya selalu mengandung sikap kritis terhadap bentuk cerita itu sendiri. Pembaca akan terbawa oleh aliran cerita, namun pada akhirnya ia akan tersadar akan muslihat sang narator...." — Majalah Tempo Kumpulan cerita karya A.S. Laksana ini akan memukau pembaca dengan kematangan teknik bercerita yang menjadi ciri khas kepenulisannya selama ini. Bergelut melawan dunia, melawan tokoh lain, dan melawan diri sendiri, tokoh-tokoh dalam kedua belas cerita ini menampakkan secara subtil sisi-sisi terbaik sekaligus mungkin ternaas dari hubungan kemanusiaan. Kompleks tanpa berpretensi merumit-rumitkan diri, Si Janggut Mengencingi Herucakra kian mengokohkan kedudukan penulisnya dalam pentas sastra Indonesia.
Author

AS Laksana (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 25 Desember 1968) adalah seorang sastrawan, pengarang, kritikus sastra, dan wartawan Indonesia yang dikenal aktif menulis cerita pendek di berbagai media cetak nasional di Indonesia. Ia belajar Bahasa Indonesia di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semarang (kini Universitas Negeri Semarang) dan Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Dia juga menjadi salah satu pendiri majalah Gorong Gorong Budaya. Laksana pernah menjadi wartawan Detik, Detak, Tabloid Investigasi, dan kemudian mendirikan dan jadi pengajar sekolah penulisan kreatif Jakarta School. Kini dia aktif di bidang penerbitan. Kumpulan cerita pendeknya, Bidadari yang Mengembara, dipilih oleh Majalah Tempo sebagai buku sastra terbaik 2004. (wikipedia)