
Bagaimana caraku menatapmu, memandangmu lurus-lurus tanpa rasa bersalah? Karena setiap kali aku berhadap-hadapan denganmu, berusaha bereaksi atas senyuman tulusmu, aku seketika menundukkan kepala. Saat melihatmu, aku melihat dirinya. Cinta memang bukan sesuatu yang bisa dipermainkan, dan sayangnya, aku baru menyadari ketika benar-benar terperosok ke dalamnya. Seperti pasir isap, sulit bagiku untuk keluar dari segitiga ini. Ada tiga sisi di cinta ini, ada tiga perasaan yang tengah dipertaruhkan. Tak seharusnya ini terjadi, aku tahu itu. Tapi, kau dan dia bagaikan air dan udara—bagaimana bisa aku memilih hidup dengan salah satunya saja?
Authors

Selalu bertaruh dengan pagi. Selalu akrab dengan keterburu-buruan. Dan, terlalu percaya pada keajaiban. :) Penulis Penjual Kenangan (Bukune, 2013); Silang Hati (GagasMedia, 2012); Kucing Melulu & Cerita Cinta (Me)Lulu (GagasMedia, 2009) Beberapa karyanya (cerpen/puisi) pernah dipublikasikan di Koran Tempo, majalah Femina, Tribun Jabar, majalah Kreatif, Gadis, majalah Muda, Kumpulan Cerpen Terpilih Balairung (BPPM UGM, 2004), antologi cerpen Yang Dibalut Lumut (CWI-Depdiknas, 2003), antologi cerpen Kota yang Bernama dan Tak Bernama (Bentang-DKJ, 2003), antologi sajak Bisikan Kata Teriakan Kota (Bentang-DKJ, 2003), & Jurnal Puisi (2003).