
Terminal, bandara, pelabuhan, stasiun: Tempat persinggahan, keberangkatan, perhentian. Ada banyak kisah tentang pertemuan dan perpisahan. Tentang orang-orang yang menanam kakinya di sana. Mereka yang berbagi luka dan cinta. Tentang rindu yang diam-diam dipendam. Tempat yang selalu ingar bingar, tetapi juga melesapkan sepi yang menggerogoti jiwa—tanpa suara. Seorang lelaki menapak tilas jejak kekasihnya yang hilang ke sebuah dermaga, lelaki lainnya memancing bintang. Di stasiun, pak tua berpeci lusuh duduk menanti mataharinya setiap dini hari. Di bandara, koper-koper tertukar, dan ada cinta yang menemukan pelabuhannya. Di terminal, panas kopi membakar lidah dan hati. Sebelas penulis merangkai kenangan di tempat tempat persinggahan. Mengantar pergi, menjemput pulang. @jiaeffendie @duabadai @agastiazirtaf @yuska77 @benzbara_ @mbakanggun @adit_adit @harigelita @adelliarosa @putrafara @myARTasya
Authors
Kunjungi Aditia di: Facebook: adhiet07@yahoo.com

Jia Effendie lahir di Garut tanggal 21 Juni. Senang menulis fiksi sejak SMP. Cerpen pertamanya yang dimuat adalah “Fla Je’t Aime” di majalah Aneka Yess! tahun 1999. Sejak itu, karya cerpen dan puisinya dimuat di berbagai media nasional dan lokal di Indonesia. Pada tahun 2008, Jia menerbitkan kumpulan cerpen Nyonya Perca. Tahun 2010, cerpennya yang berjudul Mera Berbie terpilih menjadi salah satu cerita yang dijadikan FTV dalam rangka ulang tahun SCTV yang kedua puluh: Sinema 20 Wajah Indonesia dengan judul Susuk Barbie. Kumpulan cerpen keduanya, Ya Lyublyu Tebya, terbit bulan Oktober 2010. Buku Jia yang lain adalah Menuai Sajak di Kebun Raya Bersama Sapardi Djoko Damono (2011), Empat Elemen (2011), Kaki Mimpi (2011), Cerita Sahabat (Gramedia Pustaka Utama, 2011), Perkara Mengirim Senja (Penerbit Serambi, 2012), dan Cerita Sahabat 2: Asmara Dini Hari (Gramedia Pustaka Utama, 2012), Singgah (Gramedia Pustaka Utama, 2013), Glenn Fredly 20 (Entermedia, 2015), dan After Office Hours (Pastel Books, 2016). http://soundcloud.com/jiaeffendie | http://jiaeffendie.wordpress.com| jiaeffendie@gmail.com

After Rain adalah novel debut Anggun Prameswari. Sebelumnya, cewek Gemini yang juga pencinta bulan purnama ini, sering menulis cerpen di banyak media nasional. Selain menulis, kesehariannya diisi dengan mengajar bahasa Inggris di SMP-SMA Harapan Bangsa, Tangerang

I am a best selling writer of 19 books. They are "Angsa-Angsa Ketapang" (2010), "Radio Galau FM" (2011), "Kata Hati" (2012), "Milana" (2013), "Cinta." (2013), "Surat untuk Ruth" (2014), "Jatuh Cinta adalah Cara Terbaik untuk Bunuh Diri" (2014), "Jika Aku Milikmu" (2016), "Metafora Padma" (2016), "Elegi Rinaldo" (2017), "Mobil Bekas dan Kisah-kisah dalam Putaran" (2017), "Luka Dalam Bara" (2017), "Untuk Seorang Perempuan yang Memintaku Menjadi Hujan" (2017), "Asal Kau Bahagia" (2017), "Espresso" (2019), "Tentang Menulis" (2019), "Residu" (2019), "Batu Manikam" (2020), and "Banse Firius" (2020). My short story “Goa Maria” appeared in the bilingual anthology of Indonesian writing Through Darkness to Light (Ubud Writers and Readers Festival 2013 & Hivos). I provide editorial and copywriting services, for commercial and literary purposes. I accept prose, poetry, and nonfiction story. Contact me through the information below. Whatsapp: +6287839894689 Twitter & Instagram: @benzbara_ benzbara89@gmail.com www.bisikanbusuk.com