Margins
Tak Ada Asu di Antara Kita book cover
Tak Ada Asu di Antara Kita
2023
First Published
3.85
Average Rating
112
Number of Pages

Tukang bakso itu merasa dirinya punya hak istimewa sehingga ia jengkel ketika mendapati seorang pemuda sedang teler di atas kursi Sukir. Tampaknya ia sedang mabuk. Mabuk agama. Ia meracau menyerukan kata-kata suci, menyebut-nyebut Tuhan dan surga, sambil matanya membelalak dan tangannya menuding si penjual bakso. Si tukang bakso mencubit pipinya: “Hai, kau masih di dunia. Ayo bangun, kerja. Jingan!” (cerpen “Kursi Sukir”) *** Tak Ada Asu di Antara Kita adalah kumpulan cerpen perdana karya Joko Pinurbo. Ada 15 cerpen berilustrasi penuh warna di dalam buku ini. Tokoh-tokoh ceritanya jauh dari gemerlap, cenderung getir namun sekaligus jenaka. Ada ibu, anak, kakek, Pak RT, penjaga warung, guru, kursi, batu, copet, koruptor, dan tentu, asu tidak ketinggalan. Cerita mereka yang selama ini mungkin dekat dengan kita namun kadang luput dari perhatian. Sebagai kejutan, Jokpin menyisipkan satu puisi terbaru di dalam kumpulan cerita ini.

Avg Rating
3.85
Number of Ratings
114
5 STARS
25%
4 STARS
42%
3 STARS
27%
2 STARS
6%
1 STARS
0%
goodreads

Author

Joko Pinurbo
Joko Pinurbo
Author · 21 books
Joko Pinurbo (jokpin) lahir 11 Mei 1962. Lulus dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Sanata Dharma Yogyakarta (1987). Kemudian mengajar di alma maternya. Sejak 1992 bekerja di Kelompok Gramedia. Gemar mengarang puisi sejak di Sekolah Menengah Atas. Buku kumpulan puisi pertamanya, Celana (1999), memperoleh Hadiah Sastra Lontar 2001; buku puisi ini kemudian terbit dalam bahasa Inggris dengan judul Trouser Doll (2002). Ia juga menerima Sih Award 2001 untuk puisi Celana 1-Celana 2-Celana 3. Buku puisinya Di Bawah Kibaran Sarung (2001) mendapat Penghargaan Sastra Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2002. Sebelumnya ia dinyatakan sebagai Tokoh Sastra Pilihan Tempo 2001. Tahun 2005 ia menerima Khatulistiwa Literary Award untuk antologi puisi Kekasihku (2004). Buku puisinya yang lain: Pacarkecilku (2002), Telepon Genggam (2003), Pacar Senja (2005), Kepada Cium (2007), dan Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung (2007). Selain ke bahasa Inggris, sejumlah sajaknya diterjemahkan ke bahasa Jerman. Sering diundang baca puisi di berbagai forum sastra, antara lain Festival Sastra Winternachten di Belanda (2002). Oleh pianis dan komponis Ananda Sukarlan sejumlah sajaknya digubah menjadi komposisi musik.
548 Market St PMB 65688, San Francisco California 94104-5401 USA
© 2025 Paratext Inc. All rights reserved