

Books in series

#1
The Road to the Empire
Kisah Takudar Khan, Pangeran Muslim Pewaris Mongol
2008
Takudar, Arghun, Buzun, adalah tiga putra Tuqluq Timur Khan, penguasa kekaisaran Mongolia, keturunan Jenghiz Khan. Setelah pembunuhan terhadap Kaisar dan permaisurinya, Takudar, Pangeran Kesatu yang juga pewaris sah tahta kekaisaran, menghilang. Arghun Khan, Pangeran Kedua naik menjadi Kaisar dengan konspirasi dan bantuan Albuqa Khan, orang kepercayaannya. Sementara Buzun, Pangeran Ketiga, tetap mengabdi di kekaisaran, tapi dengan rasa rindu dan penasaran terhadap hilangnya sang kakak, Takudar.
Arghun Khan menjadi Kaisar dengan semangat ekspansi untuk menguasai dunia, melanjutkan kebesaran leluhurnya, Jenghiz Khan. Ia bahkan berambisi menaklukkan Jerusalem. Namun, dalam gerakan penaklukan dan usaha meluaskan wilayah kekuasaan dengan ambisi yang begitu besar, selalu rakyat yang menjadi korban. Termasuk di dalamnya masyarakat Muslim, yang sejak Khalifah Rasyidin telah menyatu dengan bangsa Mongolia sebagai warga minoritas.
Bagi masyarakat Muslim Mongol, membiarkan gerakan ekspansi berarti juga menyiapkan kuburan massal. Tak ada pilihan, perlawanan harus dilakukan. Pada saat bersamaan, Pangeran Kesatu yang dalam pelariannya diselamatkan oleh orang-orang Muslim, telah kembali. Meski tersisih, menggelandang, dan tak punya kekuatan pasukan, menegakkan kembali kebenaran sejarah adalah sebuah hal yang niscaya. Bersama orang-orang Muslim, Baruji alias Takudar Muhammad Khan merencanakan perlawanan untuk merebut tahta. Buzun, Pangeran Ketiga pun berada dalam dilema. Haruskah ia memihak salah satu kakaknya?
Di sisi lain, perempuan-perempuan yang ada di sekeliling Arghun, Takudar, maupun Buzun, memainkan peran masing-masing. Almamuchi alias Uchatadara, gadis dari suku Tar Muleng yang selama ini setia menjadi pelayan Takudar. Urghana, putri Albuqa Khan yang mencintai Buzun, tapi harus menghadapi kekerasan hati Arghun, yang juga mencintainya. Selir Albuqa Khan, Han Shiang, yang licik. Juga Karadiza, gadis Muslim lugas dan pemberani.
Maka, intrik dan konspirasi politik pun bertabur dalam novel ini. Berbalut kisah heroisme dengan bumbu romantisme yang tak berlebihan.

#2
Takhta Awan
2011
”Jika Kaisar tewas...”
”Aku yakin dia masih hidup.”
”Mengapa kau begitu yakin?”
”Karena begitulah hatiku bicara.”
”Kau... masih memiliki perasaan terhadapnya...?” Tien Nien menyembunyikan senyum.
Almamuchi membuang muka, jengah. Ini bukan waktunya membicarakan perasaan perempuan.
\\\*
Takhta telah digenggam Takudar Khan, pangeran muslim keturunan Jenghiz Khan. Mongolia, Persia, Samarkand-Bukhara, berjalan dalam orbit yang sempurna. Namun banyak orang beranggapan, Mongolia tak layak dipimpin kaisar yang lembut hati. Mongolia hanya pantas dipimpin mereka yang memiliki hati perpaduan serigala dan singa.
Han Shiang, selir Albuqa Khan tak berhenti menghimpun kekuatannya kembali. Ia menyusun taktik, memecah belah Ulanbataar, dan mengembalikan Arghun Khan kembali ke singgasana. Untuk kesekian kali, Takudar menjadi pelarian. Para pendukungnya dilanda perpecahan. Syaikh Habiburrahman tetap berdiri di belakang Takudar. Sementara para syaikh yang lain berpendapat, kekuatan Islam tak seharusnya dipusatkan ke Mongolia. Lebih baik mendukung Bani Saljuq di Anatolia atau Bani Mamluk di Mesir.
Karadiza dan Almamuchi, tetap yakin bahwa cinta mereka masing-masing adalah perasaan terkuat yang mampu menghidupkan hati lelah Takudar. Tetapi Sarangerel yang rupawan, salah satu perwira Kashik, ternyata juga menaruh hati pada kaisar pelarian.
Akankah Takudar berhasil merebut kembali takhta Mongolia dari sang adik? Ataukah menyusun kekuatan baru, di daerah yang bukan tanah miliknya?
Author

Sinta Yudisia
Author · 9 books
Penulis asal daerah poci Tegal ini, punya nama lengkap Sinta Yudisia Wisudanti. Penulis pernah kuliah di STAN Jakarta sampai tingkat II, mengaku aktivitas tulis menulisnya sebagai bentuk penyaluran dari hobinya berkorespondensi dan membaca. Tak heran kalau tulisan-tulisan fiksinya sangat beragam mulai melodrama, komedi, science fiction, historical fiction, sampai cerita-cerita perjuangan dengan latar dalam dan luar negeri yang kerap menghiasi berbagai media cetak, terutama majalah Annida.