
Jika biasanya banyak buku yang terbit dari twitter berisi kumpulan tweet semata, maka T(w)ITIT! karya Djenar Maesa Ayu ini lebih dari sekadar itu. Memiliki 61.000 lebih follower, akun twitter milik Djenar adalah salah satu akun terbesar dan terpopuler penulis perempuan Indonesia. Dari akun ini terpilih sebelas tweet Djenar yang kemudian dikembangkan menjadi cerita pendek. ‘Kehilangan adalah proses awal menemukan’, ‘Hidup bukan untuk mencari perhentian tapi untuk melakukan perjalanan’, ‘Jika ada anak panah yang menusukmu, berharaplah itu bukan berasal dari busur jenuhku’, adalah contoh beberapa tweet yang dikembangkan menjadi cerita di dalam buku ini. Banyak pembaca Djenar yang kemudian meneruskan kalimat-kalimat itu dengan me-retweet-nya, tapi kadang ada juga yang salah arti dan salah tangkap hingga kege-eran. Untuk hal yang satu ini, Djenar pun menuliskan: "Status twitter oleh beberapa orang sering ditengarai sebagai isyarat. Sorry, kamu salah alamat!".
Author

Djenar Maesa Ayu started her writings on many national newspapers. Her first book "Mereka Bilang Saya Monyet!" has been reprinted more than 8 times and shortlisted on Khatulistiwa Literary Award 2003. Her short story “Waktu Nayla” awarded the best Short Story by Kompas in 2003, while “Menyusu Ayah” become The Best Short Story by Jurnal Perempuan and translated to English by Richard Oh with title “Suckling Father”. Her second book "Jangan Main-main (dengan Kelaminmu)" was launch February 2005 and also received great success. The amazing part is this book reprinted two days after the launching. Other books by Djenar: * Nayla * Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek