Margins
131 Pintu Cahaya dari Timur book cover
131 Pintu Cahaya dari Timur
2014
First Published
3.66
Average Rating
284
Number of Pages

Semua ini bermula pada tahun 2009, ketika A.Fuadi menerbitkan novel Negeri 5 Menara, yang mengusung spirit kesungguhan dan kerja keras. A. Fuadi menggambarkan para tokoh utama novel ini begitu terkesima dengan kalimat “man jadda wajada”. Kalimat ini menjadi energi mereka dalam meraih impian. Di luar perkiraan A.Fuadi, setelah itu, kalimat “man jadda wajada” populer menjadi status banyak orang di FB, twitter, blog, sampai BB. Tidak hanya itu, kata mutiara ini juga dijadikan tulisan di belakang Metro Mini, truk antar kota, nama mushola sampai ilustrasi kaos oblong. A. Fuadi bersyukur melihat kalimat pendek yang berarti “siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil” ini menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dalam kenyataannya, “kalimat ajaib” ini didapat A.Fuadi di minggu pertama ketika ia belajar di Pondok Modern Gontor—tepatnya di kelas Mahfuzhat, mata pelajaran yang mengajarkan berbagai syair, nasihat, serta kata mutiara dari khazanah sastra Arab. Dari ribuan syair lain yang tersebar di berbagai buku dan catatan anak-anak pesantren, A. Fuadi memilihkan 131 kata mutiara yang menginspirasi dan bermuatan semangat membangun diri (self development). Buku ini dilengkapi bentuk tertulis dalam bahasa asli, cara membaca dalam huruf latin dan terjemahan adaptif yang dikerjakan oleh Nur Hizbullah dari Universitas Al Azhar Indonesia dan ilustrasi dari KaliCartoon. Buku 131 Pintu Cahaya dari Timur ini adalah kumpulan pusaka motivasional dari khazanah kebijakan Timur.

Avg Rating
3.66
Number of Ratings
86
5 STARS
28%
4 STARS
27%
3 STARS
33%
2 STARS
9%
1 STARS
3%
goodreads

Author

Ahmad Fuadi
Ahmad Fuadi
Author · 16 books

Fuadi lahir di nagari Bayur, sebuah kampung kecil di pinggir Danau Maninjau, tidak jauh dari kampung Buya Hamka. Ibunya guru SD, ayahnya guru madrasah. Lalu Fuadi merantau ke Jawa, mematuhi permintaan ibunya untuk masuk sekolah agama. Di Pondok Modern Gontor dia bertemu dengan kiai dan ustad yang diberkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan ilmu akhirat. Gontor pula yang membukakan hatinya kepada rumus sederhana tapi kuat, ”man jadda wajada”, siapa yang bersungguh sungguh akan sukses. Juga sebuah hukum baru: ilmu dan bahasa asing adalah anak kunci jendela-jendela dunia. Bermodalkan doa dan manjadda wajada, dia mengadu untung di UMPTN. Jendela baru langsung terbuka. Dia diterima di jurusan Hubungan Internasional, UNPAD. Semasa kuliah, Fuadi pernah mewakili Indonesia ketika mengikuti program Youth Exchange Program di Quebec, Kanada. Di ujung masa kuliah di Bandung, Fuadi mendapat kesempatan kuliah satu semester di National University of Singapore dalam program SIF Fellowship. Lulus kuliah, dia mendengar majalah favoritnya Tempo kembali terbit setelah Soeharto jatuh. Sebuah jendela baru tersibak lagi, Tempo menerimanya sebagai wartawan. Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportasenya di bawah para wartawan kawakan Indonesia. Selanjutnya, jendela-jendela dunia lain bagai berlomba-lomba terbuka. Setahun kemudian, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk program S-2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University. Merantau ke Washington DC bersama Yayi, istrinya—yang juga wartawan Tempo—adalah mimpi masa kecilnya yang menjadi kenyataan. Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden TEMPO dan wartawan VOA. Berita bersejarah seperti peristiwa 11 September dilaporkan mereka berdua langsung dari Pentagon, White House dan Capitol Hill. Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan beasiswa Chevening untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter. Kini, penyuka fotografi ini menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi: The Nature Conservancy. Fuadi dan istrinya tinggal di Bintaro, Jakarta. Mereka berdua menyukai membaca dan traveling. ”Negeri 5 Menara” adalah buku pertama dari rencana trilogi. Buku-buku ini berniat merayakan sebuah pengalaman menikmati atmosfir pendidikan yang sangat inspiratif. Semoga buku ini bisa membukakan mata dan hati. Dan menebarkan inspirasi ke segala arah. Setengah royalti diniatkan untuk merintis Komunitas Menara, sebuah organisasi sosial berbasis relawan (volunteer) yang menyediakan sekolah, perpustakaan, rumah sakit, dan dapur umum secara gratis buat kalangan yang tidak mampu. Untuk informasi lebih jauh, silakan klik www.negeri5menara.com, http://fuadi.multiply.com, http://duotravelers.wordpress.com,htt... dan laman Facebook penulis http://www.facebook.com/ahmad.fuadi1 Untuk menghubungi penulis, silakan email ke negeri5menara@yahoo.com . Atau add "Ahmad Fuadi" di Facebook dan follow "fuadi1" di twitter

548 Market St PMB 65688, San Francisco California 94104-5401 USA
© 2025 Paratext Inc. All rights reserved