Margins
Balada Si Roy book cover 1
Balada Si Roy book cover 2
Balada Si Roy book cover 3
Balada Si Roy
Series · 6 books · 1990-2002

Books in series

Balada Si Roy 1 book cover
#1

Balada Si Roy 1

Joe

2002

Remaja Roy mengayuh sepeda balapnya pelan-pelan. "Ayo, Joe!" seru Roy. Anjing herder itu menyalak kegirangan. Bulunya yang cokelat kehitaman berkilat. Gerak-geriknya melindungi majikannya dari bahaya. Remaja Roy memang jadi pusat perhatian. Ke sekolah dengan sepeda balap dan anjing herder? Itu absurd. Sebuah objek sensasi. Lain waktu telinganya mendengar suara-suara centil, manja, genit, dan menggemaskan. Dia tahu itu untuknya. Dia memang keren. Badannya jangkung atletis. Tampan tapi tidak kolokan. Berbeda dari orang kebanyakan. Senyumnya memang memabukkan, bandel, dan khas berandal. Remaja bandel ini paling gemar kemping, ke mana saja dia mau. Biasanya dia ber-liften bersama Joe ketika liburan sekolah. Ini memang akibat dari terlalu banyak membaca buku petualangan dan nonton film. Ketika kawan-kawan kecilnya gemar HC Andersen, Roy kecil malah membayangkan dirinya menjadi Tom Sawyer. Bahkan dia pernah bikin repot mamanya, ketika seluruh temboh rumah di kampungnya dicoreti inisial "Z". Rupanya dia sedang membayangkan dirinya menjadi Zoro.
Balada Si Roy 2 book cover
#2

Balada Si Roy 2

Avonturir

2002

"Roy pergi, Ma," kata si bandel mencium kening mamanya. Anak beranak itu berangkulan. Sepi sekali pagi ini. Kini si bandel menyandang ranselnya. Menjadi petualang memang mengasyikkan. Semakin berat tantangannya, malah semakin asyik. Tapi, kadang kala para petualang suka lupa kepada "raja diraja" sesungguhnya. Yang di atas kita: Tuhan. Masih ingat tragedi Gunung Salak? Empat petualang yang tewas di pedalaman Irian? Budi Belek dan Tom di Sungai Alas? Dan papamu sendiri, Roy? Makanya jangan coba-coba menaklukkan alam. Apalagi melawannya. Itu berbahaya. Sungguh. Alam jangan ditaklukkan dan dilawan, tapi harus diakrabi. Jadikanlah alam itu sahabat, guru, dan bunda kita. Avonturir bandel itu baru saja melompat dari truk yang membawanya tadi. "Makasih, Mas!" katanya. Kini matahari entah sembunyi di mana. Jarum jam sudah berdetak ribuan kali. Hari bergulir semanya. Dan rambut semakin gondrong tak beraturan. Lalu fajar di puncak gunung dan senja di pantai adalah sobatnya yang lain. Si Avonturir bandel tak peduli hari-hari begitu deras mengalir. Dia tak menghitungnya. Dia biarkan bergulir saja, seperti blue jeansnya yang semakin lusuh dan bau tubuhnya.
Balada Si Roy 3 book cover
#3

Balada Si Roy 3

Rendez-Vous

2002

Setelah pulang dari perjalanan jauh, pengembaraan yang belum lengkap, si bandel kini dihadapkan pada kenyataan hidup: mamanya sudah beranjak tua dan sakit-sakitan, sekolahnya telantar, dan yang paling menyebalkan : Dewi Venus disunting ke pelaminan oleh seorang pemburu! Dewi Venus kawin! Begitu cepat segalanya berubah. Roy kini hanya bisa menghitung langkah, kegelisahan, dan kesepian yang merajamnya nanti. Setelah tahu begini, mesti pulang ke mana setelah lebih menggembara? Padahal dia pulang untuk mereguk kebahagiaan. Ada seorang gadis cantik kini berdiri di sampingnya. Roy meliriknya. Dia sudah bisa menebaknya, tapi dadanya berguncang juga. Betapa bahagiannya dia, batinnya. "Ini fotomu, Ani. Foto yang kamu berikan ketika saya berangkat avonturir dulu. Sudah lusuh dan bau keringat, ya? Saya memang jorok. Sori deh." Roy menyerahkan foto ukuran postcard itu. "Simpan saja, Roy, kalau kamu ingin mengenangku". "Saya ngga bisa. Ini sentimentil jadinya." Venus tersenyum. Masih sedikit dan tetap mahal seperti ketika dulu mereka bertemu. Mungkin itu senyumnya yang terakhir buat Roy. Dan Roy sangat menikmatinya.
Balada si Roy 4 book cover
#4

Balada si Roy 4

Bad Days

1990

Gerimis semakin rapat. Malam terasa sepi dan dingin di sepanjang jalan. "Awas licin, Win!" teriak Roy, menunjuk ke jalan yang penuh tanah merah kiriman mobil proyek. Iwin sebetulnya cukup lihai mengendarai mobil. Tapi ketika sebuah truk menyambar, dia panik dan membanting setir ke kiri. Semuanya terjadi begitu cepat dan tidak terduga. Carry itu jungkir balik dan terbenam di parit. Iwin mengerang dan kepalanya terjepit di pecahan kaca jendela mobil. Kening Roy berdarah. Dia memukul kaca jendela depan. Menjejak dan keluar dari sana. Dia mencoba menarik Iwin yang mengerang kesakitan. Iwin kini tergeletak tidak berdaya di brankar. Kuping sebelah kirinya putus kena sayatan pecahan kaca yang runcing. Rahang bawahnya patah. Dagu dan keningnya robek. Duh, Iwin! batin si Roy pilu.
Balada Si Roy 5 book cover
#5

Balada Si Roy 5

Blue Ransel

1991

Perjalanan Roy ke Timur, Jogja sampai Lombok.
Balada Si Roy 6 book cover
#6

Balada Si Roy 6

Solidarnosc

1991

dan sungai yang mengalir ke samudra dan ombak yang menjemput di muara ialah cinta yang tak pernah alpa ketulusan tak putus ditikam musim jarak mengobarkan rindu dalam rahim bagai unggun api yang terus menyala angin pun tak kuasa memadamkannya! Toto ST Radik episode 1 - Solidarnosc

Authors

Gola Gong
Gola Gong
Author · 13 books

also known as Gol A. Gong. Heri Hendrayana Harris, atau lebih dikenal dengan nama pena Gola Gong, lahir di Purwakarta,15 Agustus 1963, pernah kuliah di FASA UNPAD Bandung. Setelah diterbitkannya seri petualangan Balada si Roy pada tahun 1989,ia menjadi wartawan tabloid Warta Pramuka(1990-1995) dan tabloid Karina (1994-1995). Ia juga sempat menjadi reporter Freelance di beberapa media massa. Lalu ia terjun ke dunia televisi menjadi penulis skenario, di antaranya komedi situasi Keluarga Van Danoe di RCTI (1993) dan Pondok Indah II di Anteve. Pada tahun 1995 Gola Gong bergabung dengan INDOSIAR terlibat dalam produksi kuis Terserah Anda dan sinetron Remaja 5. Tahun 1996 ia hengkang ke RCTI dan menggarap opera sabun Dua Sisi Mata Uang, (Agustus 2000), komedi situasi Ikhlas (Ramadhan 1997), Papa (Lebaran 2000), komedi superhero Sang Prabu (1999), mega sinetron Tauke Tembakau (tayang 2001), drama misteri Maharani, Pe-De dot kom, dan program spesial Tanah Air.Beberapa novelnya sedang disinetronkan PT.Indika Entertainment, Petualangan si Roy, Mata Elang, sampai Aku Seorang Kapiten. Sinetron yang diangkat dari novel trilogi Islaminya (Pada-Mu Aku Bersimpuh) ditayangkan pada bulan Ramadhan 2001 di RCTI OKE, serta Al Bahri Aku Datang dari Lautan di TV7.Selain menulis novel, puisi-puisinya pernah dimuat di HAI, Republika, Suara Muhammadiyah, tabloid Hikmah, Mitra Desa Bandung, dan Harian Banten. Antologi puisinya bersama Toto ST Radik terkumpul dalam Jejak Tiga, Ode Kampung,dan Bebegig, serta tergabung dalam Antologi Puisi Indonesia 1997 versi Komunitas Sastra Indonesia.

548 Market St PMB 65688, San Francisco California 94104-5401 USA
© 2025 Paratext Inc. All rights reserved