Margins
Pelajaran Mengarang book cover
Pelajaran Mengarang
Cerpen Pilihan KOMPAS 1993
1993
First Published
3.99
Average Rating
166
Number of Pages

Part of Series

Tujuh belas cerpen dalam buku Palajaran Mengarang ini patut membuat membuat kita bersorak. Sebab, dibandingkan dengan pilihan tahun sebelumnya, pilihan kali ini lebih kaya, lebih beragam, lebih cerdas... (Nirwan Dewanto) Semua cerpen dalam Pelajaran Mengarang ini sangat menyenangkan. Masing-masing pengarang mempunyai kelebihan sendiri-sendiri. Dari buku ini kita tahu bahwa pengarang cerpen kita pada umumnya memang benar-banar menghayati makna cerpen... (Budi Darma)

Avg Rating
3.99
Number of Ratings
201
5 STARS
29%
4 STARS
47%
3 STARS
19%
2 STARS
3%
1 STARS
2%
goodreads

Authors

Satyagraha Hoerip
Satyagraha Hoerip
Author · 2 books

Satyagraha Hoerip atau lebih dikenal dengan nama Oyik adalah penulis cerpen, novel, dan skenario film yang cukup diperhitungkan di kancah sastra Indonesia. Oyik juga merupakan pencetus angkatan sastrawan 1963, sebelum H.B. Jassin mencetuskan angkatan sastrawan 1966. Meskipun tak pernah menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi, dia pernah menjadi dosen tamu pada Indonesian Studies Summer Institute, University Ohio, Athens, Amerika Serikat (1982). Karyanya dalam bentuk skenario, Di antara dua dunia (1980) pernah diangkat ke film layar lebar oleh Teguh Karya dan Palupi (1970) di filmkan oleh Asrul Sani.

Putu Wijaya
Putu Wijaya
Author · 24 books

Putu Wijaya, whose real name is I Gusti Ngurah Putu Wijaya, is an Indonesian author who was born in Bali on 11 April 1944. He was the youngest of eight siblings (three of them from a different father). He lived in a large housing complex with around 200 people who were all members of the same extended family, and were accustomed to reading. His father, I Gusti Ngurah Raka, was hoping for Putu to become a doctor, but Puti was weak in the natural sciences. He liked history, language and geography. Putu Wijaya has already written around 30 novels, 40 dramas, about a hundred short stories, and thousands of essays, free articles and drama criticisms. He has also produced film and soap-opera scripts. He led the Teater Mandiri theatre since 1971, and has received numerous prices for literary works and soap-opera scripts. He's short stories often appear in the columns of the daily newspapers Kompas and Sinar Harapan. His novels are often published in the magazines Kartini, Femina and Horison. As a script writer, he has two times won the Citra prize at the Indonesian Film Festival, for the movies Perawan Desa (1980) and Kembang Kertas (1985).

Bakdi Soemanto
Author · 2 books
Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto S.U. adalah sastrawan, penulis, dan akademikus. Dia adalah guru besar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
Seno Gumira Ajidarma
Seno Gumira Ajidarma
Author · 48 books

Seno Gumira Ajidarma is a writer, photographer, and also a film critic. He writes short stories, novel, even comic book. He has won numerous national and regional awards as a short-story writer. Also a journalist, he serves as editor of the popular weekly illustrated magazine Jakarta-Jakarta. His piece in this issue is an excerpt from his novel "Jazz, Parfum dan Insiden", published by Yayasan Bentang Budaya in 1996. Mailing-list Seno Gumira fans: http://groups.yahoo.com/group/senogum...

Hamsad Rangkuti
Hamsad Rangkuti
Author · 7 books

Cerpen-cerpennya dimuat dalam berbagai harian dan majalah dalam dan luar negeri. Beberapa cerita pendeknya diterjemahkan dalam bahas Inggris dan Jerman. Kumpulan cerpennya yang telah terbit adalah Lukisan Perkawinan (1982), Cemara (1982), Sampah Bulan Desember (2000) dan Bibir dalam Pispot (2003). Novel pertamanya Ketika Lampu Berwarna Merah merupakan pemenang sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1981.

Ratna Indraswari Ibrahim
Ratna Indraswari Ibrahim
Author · 4 books

Lahir di Malang, Jawa Timur, 24 April 1949. Anak kelima dari 10 bersaudara ini mengaku bahwa bakat mengarangannya menurun dari simbah buyutnya yang menjadi pawang cerita di Minang. Pada sekitar usia tigabelas tahun ia mengalami penyakit rachitis (radang tulang) yang mengakibatkan Kedua kaki dan tangannya tidak berfungsi, sehingga ia harus duduk di atas kursi roda. Keterbatasan fisik seperti ini bukan menjadi hambatan baginya untuk mengembangkan pribadinya. Pernah berkuliah di Fakultas Ilmu Alam Universitas Brawijaya, Malang, namun tidak ia rampungkan. Dalam proses kepenulisannya, ia banyak mendapat inspirasi dari historiografi, yakni menceritakan kejadian-kejadian masa lampau, baik berunsur sejarah atau legenda. Namun karena cacat fisik yang tidak memungkinkan dia menulis langsung, ia hanya mendiktekan kepada para asistennya untuk mengetik, baru kemudian merevisinya. Dengan perjuangan teknis seperti itulah cerpen dan novelnya lahir, dan memiliki karakter yang sangat khas dengan kewanitaannya. Karyanya antara lain : berupa kumpulan cerpen yang di muat dalam antologi Kado Istimewa (1992), Pelajaran Mengarang (1993), Lampor (1994), Laki-Laki yang Kawin dengan Peri (1995), Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan (1997), Lakon Di Kota Senja (2002) dan Waktu Nayla (2003). Kumpulan cerpennya yang lain : Aminah di Suatu Hari, Menjelang Pati (1994), Namanya Masa (2000) dan Sumi dan Gambarnya (2003). Karya-karya cerpennya tersebut banyak dimuat di berbagai media massa seperti Kompas, Horison, Basis, Suara Pembaruan, Kartini, Sarinah, Jawa Pos dan banyak lagi. Ia juga menerbitkan novel yaitu Bukan Pinang Dibelah Dua (2003) dan Lemah Tanjung (2003). Atas peran aktifnya dalam dunia sastra, tercatat beberapa kali ia meraih beberapa penghargaan, antara lain, tiga kali berturut-turut cerpennya masuk dalam antologi cerpen pilihan Kompas (1993-1996), cerpen pilihan harian Surabaya Post (1993) serta juara tiga lomba penulisan cerpen dan cerbung majalah Femina (1996-1997). Karyanya juga terpilih masuk dalam Antologi Cerpen Perempuan ASEAN (1996). Disamping rajin menulis, sejak 1977 dia juga aktif menjadi ketua Yayasan Bhakti Nurani Malang dan Direktur I LSM Entropic Malang (1991). Karena aktivitas sosialnya inilah dia mendapat kesempatan mengikuti berbagai seminar internasional, seperti Disable People International di Sydney, Australia, (1993), Kongres Internasional Perempuan di Beijing, RRC (1995), Leadership Training MIUSA di Eugene Oregon, Amerika Serikat (1997), Kongres Perempuan Sedunia di Washington DC, Amerika Serikat (1997), serta pernah mendapat predikat Wanita Berprestasi dari Pemerintah RI (1994). Tahun 2001, ia membentuk Forum Kajian Ilmiah Pelangi yang bermarkas di rumahnya, Jl. Diponegoro 3.A Malang, Jawa Timur. Forum ini mampu menjadi oase, kantong budaya, karena mengakomodasi berbagai elemen masyarakat dalam diskusi persoalan aktual setiap bulannya. Sastrawan ini meninggal dunia di usia 61 tahun setelah menderita stroke.

Radhar Panca Dahana
Radhar Panca Dahana
Author · 7 books

Radhar Panca Dahana (lahir di Jakarta, 26 Maret 1965; umur 45 tahun) adalah sastrawan Indonesia. Ia menyelesaikan Program S1 Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Indonesia (1993) dan studi Sosiologi di Ecole des Hautes Etudes en Science Sociales, Paris, Perancis (2001). Radhar memulai debut sebagai sastrawan sejak usia 10 tahun lewat cerpennya di Harian Kompas, "Tamu Tak Diundang". Lalu, menapak karier jurnalistik sebagai redaktur tamu malalah Kawanku (1977), reporter lepas hingga pemimpin redaksi di berbagai media seperti Hai, Kompas, Jakarta Jakarta, Vista TV, dan Indline.com. Kini, penjaga rubrik Gagasan di Harian Kompas dan pengajar di Universitas Indonesia. source: wikipedia

548 Market St PMB 65688, San Francisco California 94104-5401 USA
© 2025 Paratext Inc. All rights reserved