Penciptaan NKRI yang amat panjang dan melelahkan sejatinya adalah anak kandung dari pemikiran-pemikiran progresif yang bertumpu kepada nilai kemanusiaan, baik kebebasan, kesetaraan maupun kesejahteraan manusia. Kondisi amat buruk yang dialami bangsa ini dalam era kolonial—dan juga pendidikan yang mumpuni—kiranya adalah beberapa pemicu terealisasanya pemikiran-pemikiran progresif tersebut di kemudian hari. Betapa tidak, bangsa ini dijadikan warga negara kelas tiga di tanah sendiri, terjajah, dan tereksploitasi. Perjuangan untuk mengangkat kemanusiaan dan kesejahteraan bangsa dimulai dengan usaha penemuan kembali identitas bangsa, yang di antaranya diwakili oleh organisasi-organisasi semacam Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Jong Sumatra, Pasundan, hingga Tiong Hoa Hwee Koan. Barulah pada dekade 1920-an ideologi nasionalisme di negeri ini lahir, dan diwakili oleh organisasi-organinsasi semacam Perhimpunan Indonesia, PNI, PSII, dan lain sebagainya. Dalam buku ini Profesor Sartono Kartodirdjo berhasil menjelaskan dengan amat detail berbagai evolusi dan revolusi baik yang terjadi dalam dunia pemikiran pada pendiri bangsa ini dan yang terjadi dalam kondisi perpolitikan dalam negeri maupun luar negeri pada masa pergerakan nasional. Selain itu dalam buku ini juga termuat berbagai penjelasan tentang kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hingga pedidikan dalam negeri. Semoga buku ini dapat mengingatkan kita bersama bahwa sejatinya kemerdekaan itu layaknya tongkat estafet yang harus digenggam dan dijaga dengan baik.