
2016
First Published
3.38
Average Rating
100
Number of Pages
Kota ini dibangun dari seribu kematian disebabkan angin duduk, Thamrin. Orang-orang memangkas jalan untuk memintas waktu, tapi nasib tetap 24 jam tidak menentu, nasib tetap tersangga di antara getar tiang-tiang plaza tua menunggu runtuh. Orang-orang terus menua dalam bus, bercinta di atas kursi kereta dan berharap masa depan adalah jalur-jalur trem yang dibangun kembali setelah puluhan tahun lalu dirobohkan. Telah aku cintai pula kota ini, Thamrin. Seperti kucintai kota di pedalaman Sumatera, dengan segala kekurangan dan kelebihan, agar ketakutan demi ketakutan dan bala demi bala hanya datang dan bersarang dalam mimpi paling buruk.
Avg Rating
3.38
Number of Ratings
42
5 STARS
12%
4 STARS
31%
3 STARS
40%
2 STARS
17%
1 STARS
0%
goodreads