


Books in series

20 Cerpen Indonesia Terbaik 2008
Anugerah Sastra Pena Kencana
2008

100 Puisi Indonesia Terbaik 2008
Anugerah Sastra Pena Kencana
2008

60 Puisi Indonesia Terbaik 2009
Anugerah Sastra Pena Kencana
2009
Authors

Lan Fang adalah seorang penulis kelahiran Banjarmasin. Alumni Fakultas Hukum Univ. Surabaya ini menulis sejak 1986. Karya-karyanya menjuarai lomba di tabloid Nyata dan novelette Femina 1998, 1999, 2003 dan 2005. Lan Fang telah menerbitkan: Reinkarnasi (2003), Pai Yin (2004), Kembang Gunung Purei (2005), Laki-laki yang Salah (2006), Yang Liu (2006), Perempuan Kembang Jepun (2006), Kota Tanpa Kelamin (2007), Lelakon, Ciuman di Bawah Hujan (2010). Di tahun 2009 ia juga menerbitkan buku cerita anak: Kisah-kisah si Kembar Tiga (2009). Dan akan menerbitkan kumpulan puisi Ghirah Gatha.

Agus Noor, menulis banyak prosa, cerpen, naskah lakon (monolog dan teater) juga skenario sinetron. Beberapa buku yang telah ditulisnya antara lain, Memorabilia, Bapak Presiden yang Terhormat, Selingkuh Itu Indah, Rendezvous (Kisah Cinta yang Tak Setia), Matinya Toekang Kritik, Potongan Cerita di Kartu Pos. Karya-karya Agus Noor yang berupa cerpen juga banyak terhimpun dalam beberapa buku, antara lain: Jl. Asmaradana (Cerpen Pilihan Kompas, 2005), Ripin (Cerpen Kompas Pilihan, 2007), Kitab Cerpen Horison Sastra Indonesia, (Majalah Horison dan The Ford Foundation, 2002), Pembisik (Cerpen-cerpen terbaik Republika), 20 Cerpen Indonesia Terbaik 2008 (Pena Kencana), dll. Menerima penghargaan sebagai cerpenis terbaik pada Festival Kesenian Yogyakarta 1992. Mendapatkan sertifikat Anugerah Cerpen Indonesia dari Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1992 untuk tiga cerpennya: “Keluarga Bahagia”, “Dzikir Sebutir Peluru” dan “Tak Ada Mawar di Jalan Raya”. Sedang cerpen “Pemburu” oleh majalah sastra Horison, dinyatakan sebagai salah satu karya terbaik yang pernah terbit di majalah itu selama kurun waktu 1990-2000. Dan cerpen “Piknik” masuk dalam Anugerah Kebudayaan 2006 Departemen Seni dan Budaya untuk kategori cerpen.

Ratih Kumala, lahir di Jakarta, tahun 1980. Buku pertamanya, novel berjudul Tabula Rasa (Grasindo 2004, GPU 2014), memenangkan Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2003. Novel keduanya, Genesis (Insist Press, 2005). Kumpulan cerita pendeknya, Larutan Senja (Gramedia Pustaka Utama, 2006). Buku keempat berjudul Kronik Betawi (novel/GPU, 2009) yang sebelum terbit sebagai buku juga terbit sebagi cerita bersambung di harian Republika 2008. Buku kelimanya berjudul Gadis Kretek (GPU, 2012) dan buku keenamnya adalah Bastian dan Jamur Ajaib (GPU, 2015). Novelnya Gadis Kretek (GPU, 2012) masuk dalam Top 5 kategori prosa Khatulistiwa Literary Award 2012, dan telah diterjemahkan ke Bahasa Inggris –Cigarette Girl (GPU, 2015), bahasa Jerman – Das Zigarettenmadchen (culturbooks publishing, 2015), dan tengah diterjemahkan ke Bahasa Arab untuk diterbitkan di Mesir. Selain menulis fiksi, Ratih juga menulis skenario untuk televisi dan film layar lebar. Saat ini ia tinggal di Jakarta.

AS Laksana (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 25 Desember 1968) adalah seorang sastrawan, pengarang, kritikus sastra, dan wartawan Indonesia yang dikenal aktif menulis cerita pendek di berbagai media cetak nasional di Indonesia. Ia belajar Bahasa Indonesia di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semarang (kini Universitas Negeri Semarang) dan Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Dia juga menjadi salah satu pendiri majalah Gorong Gorong Budaya. Laksana pernah menjadi wartawan Detik, Detak, Tabloid Investigasi, dan kemudian mendirikan dan jadi pengajar sekolah penulisan kreatif Jakarta School. Kini dia aktif di bidang penerbitan. Kumpulan cerita pendeknya, Bidadari yang Mengembara, dipilih oleh Majalah Tempo sebagai buku sastra terbaik 2004. (wikipedia)



Triyanto Triwikromo (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 15 September 1964; umur 50 tahun) adalah sastrawan Indonesia. Redaktur sastra Harian Umum Suara Merdeka dan dosen Penulisan Kreatif Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang, ini kerap mengikuti pertemuan teater dan sastra, antara lain menjadi pembicara dalam Pertemuan Teater-teater Indonesia di Yogyakarta (1988) dan Kongres Cerpen Indonesia di Lampung (2003). Ia juga mengikuti Pertemuan Sastrawan Indonesia di Padang (1997), Festival Sastra Internasional di Solo, Pesta Prosa Mutakhir di Jakarta (2003), dan Wordstorm 2005: Nothern Territory Festival di Darwin, Australia. Cerpennya Anak-anak Mengasah Pisau direspon pelukis Yuswantoro Adi menjadi lukisan, AS Kurnia menjadi karya trimatra, pemusik Seno menjadi lagu, Sosiawan Leak menjadi pertujukan teater, dan sutradara Dedi Setiadi menjadi sinetron (skenario ditulis Triyanto sendiri). Penyair terbaik Indonesia versi Majalah Gadis (1989) ini juga menerbitkan puisi dan cerpennya di beberapa buku antologi bersama.

Gus tf Sakai, lahir pada tanggal 13 Agustus 1965 di Payakumbuh Sumatera Barat. Ia menamatkan studinya di Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang. Mulai menulis prosa pada usia 13 tahun sejak sebuah cerpennya memenangkan hadiah pertama pada sebuah lomba penulisan cerpen. Hingga sekarang ia telah menyelesaikan 2 novel, 7 novelet, dan 18 cerpennya memperoleh penghargaan yang diselenggarakan oleh berbagai media seperti majalah Anita, Femina, Gadis, Hai, Kartini, Matra dan harian Kompas. Karya-karyanya: * Segi Empat Patah Sisi (novel remaja, 1990 * Segitiga Lepas Kaki (novel remaja, Gramedia, 1991) * Ben (novel remaja, 1992) * Istana Ketirisan (kumpulan cerpen, 1996) * Sangkar Daging (kumpulan sajak, 1997) * Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (kumpulan cerpen, 1999), diterbitkan The Lontar Foundation dalam bahasa Inggris dengan judul The Barber and Other Short Stories 2002) * Tambo, Sebuah Pertemuan (novel, 2000) * Tiga Cinta, Ibu (novel, 2002) * Laba-Laba (kumpulan cerpen, 2003) * Ular Keempat (novel, 2005) * Daging Akar (kumpulan sajak, 2005) * Perantau (kumpulan cerpen, 2007)

Seno Gumira Ajidarma is a writer, photographer, and also a film critic. He writes short stories, novel, even comic book. He has won numerous national and regional awards as a short-story writer. Also a journalist, he serves as editor of the popular weekly illustrated magazine Jakarta-Jakarta. His piece in this issue is an excerpt from his novel "Jazz, Parfum dan Insiden", published by Yayasan Bentang Budaya in 1996. Mailing-list Seno Gumira fans: http://groups.yahoo.com/group/senogum...

Eka Kurniawan was born in Tasikmalaya in 1975 and completed his studies in the Faculty of Philosophy at Gadjah Mada University. He has been described as the “brightest meteorite” in Indonesia’s new literary firmament, the author of two remarkable novels which have brought comparisons to Salman Rushdie, Gabriel García Márquez and Mark Twain; the English translations of these novels were both published in 2015—Man Tiger by Verso Books, and Beauty is a Wound by New Directions in North America and Text Publishing in Australia. Kurniawan has also written movie scripts, a graphic novel, essays on literature and two collections of short stories. He currently resides in Jakarta. Eka Kurniawan, seorang penulis sekaligus desainer grafis. Menyelesaikan studi dari Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Karyanya yang sudah terbit adalah empat novel: Cantik itu Luka (2002), Lelaki Harimau (2004), Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas (2014), dan O (2016); empat kumpulan cerita pendek: Corat-coret di Toilet (2000), Gelak Sedih (2005), Cinta Tak Ada Mati (2005), dan Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi (2015); serta satu karya non fiksi: Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis (1999).

Nukila Amal mendapat perhatian besar di dunia sastra Indonesia setelah menerbitkan novelnya, Cala Ibi (2003), yang masuk lima besar Khatulistiwa Literary Award. Kumpulan cerpennya, Laluba (2005), mendapat penghargaan Karya Sastra Terbaik majalah Tempo. Nukila juga meraih penghargaan Cerpen Terbaik Kompas 2008 melalui cerpennya, "Smokol." Karya terbarunya adalah buku anak Mirah Mini: Hidupmu, Keajaibanmu (2013). Pada tahun 2006 Nukila diundang sebagai peserta Iowa International Writing Program di Amerika Serikat. Ia pernah menjadi anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta dan menerjemahkan sejumlah kumpulan puisi. Lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini juga mengelola bisnis roti dietetik.

Azhari dilahirkan di pinggir Banda Aceh, 5 Oktober 1981. Pernah kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Tahun 1999, ia meraih penghargaan cerpenis terbaik se-Aceh pada 1999, versi Taman Budaya Aceh. Kemudian pada 2003, ia mendapat penghargaan sebagai cerpenis terbaik se-Indonesia, versi Departeman Pendidikan Nasional, lewat puisinya ‘Dibalut Lumut’. Saat ini, menghabiskan sebagian besar waktunya untuk Komunitas Tikar Pandan, sebuah lembaga yang fokus pada gerakan kebudayaan untuk Aceh.