CERPEN UNTUK RAKYAT Satyagraha Hoerip adalah "suhu" di kalangan para penulis cerpen Indonesia. Dia bukan hanya ahli dalam menghimpun dan menganalisa cerpen, tapi juga menulis cerpen-cerpennya sendiri. Buku ini adalah contoh yang menghimpun cerpen-cerpen terbaiknya. Kegiatan sastrawan yang biasa dipanggil "Pak Oyik" ini di lapangan cerpen terkenal ke seluruh penjuru dunia. Maklum saja, dengan gigih ia mengusahakan terbitnya cerpen-cerpen kita dalam bahasa Inggris, Jerman, Perancis, dan lain-lain. Dan yang menarik, Pak Oyik menyukai cerpen-cerpen yang dekat dengan kehidupan rakyat jelata. Ungkapan-ungkapan Oyik (singkatan dari Orang Yang Iddealismenya Kerakyatan), adalah suara hati masyarakat. Dia menyuarakan aspirasi penganggur, mahasiswa, mantan pejabat, pejabat, maupun kalangan jetset yang berseliweran ke luar negeri. Dunia Pak Oyik meliputi berbagai tataran politik, ekonomi, sosial yang diekmas dalam bentuk obrolan ringan. Buku ini baik untuk pemerhati masyarakat, kalangan pejabat, politisi dan pers yang menarus simpati kepada rakyat.

Totalitas, kesatuan dan pudarnya otoritas tunggal yang digantikan oleh heterogenitas dan pluralitas merupakan ciri kehidupan pascamodernisme. Bentuk hegemoni dan dominasi dengan pemanipulasian konsensus telah menyeret ego menemui ajalnya. Kumpulan cerpen Tuan Gendrik karya Pamusuk Eneste ini sama sekali tidak menyinggung pemikiran Lyotard atau Jameson. Akan tetapi tokoh-tokoh yang diangkat Pamusuk cenderung menggambarkan kegelisahan manusia pascamodern. Dalam beberapa hal, kumpulan cerpen ini telah menghilangkan batas pemisah antara kebudayaan tinggi (high culture) dan kebudayaan massa (mass culture) atau kebudayaan populer (popular culture).

Perjalanan waktu selalu mengandung unsur perubahan dan persambungan. Bahkan, terkadang mengandung konsekuensi mendua. Satus sisi berada pada moralitas, sementara pada sisi lain berpijak pada pragmatisme. Sebagai karya sastra, cerpen-cerpen Rayani Sriwidodo mengajak kita melatih kepekaan terhadap nilai-nilai yang melingkupi keseharian manusia. Ada potret WTS (wanita tenaga seks), ibu yang melahirkan, pengalaman wanita pedagang, sampai naluri kewanitaan buruh wanita.