Margins
Doa yang Terapung book cover
Doa yang Terapung
Cerpen Pilihan KOMPAS 2018
2019
First Published
3.92
Average Rating
214
Number of Pages

Part of Series

Menampilkan 23 cerpen Kompas sepanjang 2018 dalam buku ini seperti membaca keberagaman lanskap budaya dengan latar belakang ranah kultural berbeda. Keberagaman lanskap budaya inilah yang ikut mewarnai cerpen Kompas dari masa ke masa. Selain itu, dalam setiap cerpen terkandung getaran moralitas, apabila disimak secara sadar dan terbuka akan memberikan nutrisi berarti tentang pentingnya kembali menjadi manusia; pentingnya menyayangi sesama, serta kearifan lokal dan alam.

Avg Rating
3.92
Number of Ratings
51
5 STARS
27%
4 STARS
41%
3 STARS
29%
2 STARS
0%
1 STARS
2%
goodreads

Authors

Kurnia Effendi
Kurnia Effendi
Author · 8 books

Kurnia Effendi, lahir di Tegal, 20 Oktober 1960. Ia menulis cerpen dan puisi untuk publik pertama kali tahun 1978, melalui majalah Gadis, Aktuil dan surat kabar Sinar Harapan, ketika masih sekolah di STM Pembangunan Semarang. Sepanjang tahun 80-an aktif mengikuti pelbagai sayembara fiksi dan puisi. Sejak itu berbagai penghargaan telah diraihnya. Ia merupakan penulis nasional yang sangat produktif. Karyanya, cerpen maupun novelet yang tak terbilang jumlahnya telah dipublikasikan oleh berbagai penerbit nasional. Bersama Donatus A. Nugroho (penulis asal Solo), Dharmawati Tst. (penulis asal Jakarta), Aan Almaidah Anwar (penulis asal Bogor), Ryana Mustamin dan Rahmat Taufik RT. (penulis asal Watampone), ia salah satu cerpenis paling gemilang di eranya karena kerap memenangi LCCR (Lomba Cipta Cerpen Remaja) Anita Cemerlang, yang kala itu menjadi barometer kehandalan seorang pengarang remaja. Kegiatan menulis dimulai di Semarang, dengan tema-tema remaja. Berlanjut di Bandung, dan akhirnya merasa matang di Jakarta, dengan memasuki wilayah sastra yang ‘serius’. Lulusan Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, tahun 1991 ini ketika masih kuliah aktif di Grup Apresiasi Sastra ITB (GAS-ITB). Tahun 1986, ia menjadi Presiden GAS, setelah Nirwan Dewanto (1984) dan M. Fadjroel Rahman (1985). Semasa mahasiswa tergabung dalam Grup Apresiasi Sastra ITB itu dan bergaul dengan Forum Sastra Bandung. Selama itu, karya-karyanya dipublikasikan berbagai media massa baik lokal maupun nasional. Di Jakarta bergabung dengan Komunitas Sastra Indonesia sejak tahun 1996 hingga sekarang. Puisinya bisa ditemukan dalam berbagai antologi, yakni Pesta Sastra Indonesia (Kelompok Sepuluh, Bandung, Juli 1985), Sajak Delapan Kota (Kompak, Pontianak, 1986), Malam 1000 Bulan (Forum Sastra Bandung, 1990 dan 1992), Potret Pariwisata dalam Puisi (Pustaka Komindo, 1991), Perjalanan (Sanggar Minum Kopi Denpasar, 1992), Gender (Sanggar Minum Kopi Denpasar, 1994), Bonzai’s Morning (Denpasar, 1996), Dari Negeri Poci III (Yayasan Tiara Jakarta, 1996), Trotoar (Roda-roda Budaya Tangerang, 1996), Mimbar Penyair Abad 21 (Dewan Kesenian Jakarta, 1996), Antologi Puisi Indonesia (Komunitas Sastra Indonesia, 1997), Jakarta dalam Puisi Indonesia Mutakhir (Dinas Kebudayaan Provinsi DKI, 2000), Gelak Esai & Ombak Sajak Anno 2001 (Penerbit Kompas, Juni 2001), Puisi Tak Pernah Pergi (Penerbit Kompas, Juli 2003), Bisikan Kata, Teriakan Kota (DKJ dan Bentang, Desember 2003), Mahaduka Aceh (Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, 2005), Antologi puisi tunggal bertajuk “Kartunama Putih” (Penerbit Biduk, Bandung, 1997). Buku antologi cerpen, novel, dan kumpulan esai yang telah terbit, yakni Senapan Cinta (Penerbit KataKita, Jakarta, April 2004), Bercinta di Bawah Bulan (Penerbit Metafor Publishing, Mei 2004), Aura Negeri Cinta (Lingkar Pena Publishing House, Juli 2005), Kincir Api (Gramedia Pustaka Utama, Agustus 2005), Selembut Lumut Gunung (Cipta Sekawan Media, Januari 2006), Burung Kolibri Merah Dadu (C Publishing, Februari 2007), Interlude-Jeda (Lembaga Pemerhati Kebijakan Publik, September 2007). Sedangkan cerpen-cerpen yang lain berserak dalam pelbagai antologi bersama, antara lain 20 Tahun Cinta (Senayan Abadi Publishing, Juli 2003), Wajah di Balik Jendala (Lazuardi Publishing, 2003), Kota yang Bernama dan Tak Bernama (DKJ dan Bentang, Desember 2003), Addicted 2U (Lingkar Pena Publishing House, 2005), Jl. Asmaradana (Penerbit Buku Kompas, 2005), Ripin (Penerbit Buku Kompas, 2007). Pada November 1996, ia diundang oleh Dewan Kesenian Jakarta sebagai penyair untuk acara “Mimbar Penyair Abad 21”. Pada Juli 2003, diundang Teater Utan Kayu untuk membaca cerpen dalam “Panggung Prosa Indonesia Mutakhir”. Pada akhir tahun 2003, kembali diundang DKJ untuk membaca cerpen dalam “Temu Sastra Kota”. Sehari-hari ia bekerja pada perusahaan otomotif Suzuki Mobil. (http://takashinreisa.blogspot.com/201...)

Raudal Tanjung Banua
Raudal Tanjung Banua
Author · 6 books
Raudal Tanjung Banua, lahir di Lansano, Kenagarian Taratak, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, 19 Januari 1975. Pernah menjadi koresponden Harian Semangat dan Harian Haluan, Padang, untuk akhirnya memutuskan merantau ke Denpasar, Bali, bergabung dengan Sanggar Minum Kopi dan intens belajar pada penyair Umbu Landu Paranggi; lalu ke Yogyakarta, menyelesaikan studi di Jurusan Teater Institut Seni Indonesia Yogyakarta, mendirikan Komunitas Rumahlebah dan bergiat di Lembaga Kajian Kebudayaan AKAR Indonesia - sebuah lembaga budaya yang menerbitkan JURNAL CERPEN INDONESIA.
Ahmad Tohari
Ahmad Tohari
Author · 21 books

Ahmad Tohari is Indonesia well-knowned writer who can picture a typical village scenery very well in his writings. He has been everywhere, writings for magazines. He attended Fellowship International Writers Program at Iowa, United State on 1990 and received Southeast Asian Writers Award on 1995. His famous works are trilogy of Srintil, a traditional dancer (ronggeng) of Paruk Village: "Ronggeng Dukuh Paruk", "Lintang Kemukus Dini Hari", and "Jantera Bianglala" On 2007, he releases again "Ronggeng Dukuh Paruk" in Java-Banyumasan language which is claimed to be the first novel using Java-Banyumasan. Toward his effort, he receives Rancage Award 2007. The book is only printed 1,500 editions and sold out directly in the book launch. Bibliography: * Kubah (novel, 1980) * Ronggeng Dukuh Paruk (novel, 1982) * Lintang Kemukus Dini Hari (novel, 1985) * Jantera Bianglala (novel, 1986) * Di Kaki Bukit Cibalak (novel, 1986) * Senyum Karyamin (short stories, 1989) * Bekisar Merah (novel, 1993) * Lingkar Tanah Lingkar Air (novel, 1995) * Nyanyian Malam (short stories, 2000) * Belantik (novel, 2001) * Orang Orang Proyek (novel, 2002) * Rusmi Ingin Pulang (kumpulan cerpen, 2004) * Mata yang Enak Dipandang (short stories, 2013)

Desi Puspitasari
Desi Puspitasari
Author · 4 books

Novel The Strawberry Suprise-nya (2013) difilmkan layar lebar dengan dua bintang utama Acha Septriasa (Aggi) dan Reza Rahadian (Timur) dengan judul Strawberry Surprise (2014). Karya-karyanya yang pernah diterbitkan: Novel: Kutemukan Engkau di Setiap Tahajudku (Hikmah, 2007) * Terbit di Malaysia, 2008 * Diadaptasi ke FTV Religi oleh Starvision, 2010 Di Bawah Naungan Cahaya-Mu (Hikmah, 2008) * Terbit di Malaysia, 2009 Girl-ism (Gramedia, 2009) Pukul Sebelas Malam (indie, 2012) On a Journey (Bentang Pustaka, 2013) The Strawberry Surprise (Bentang Pustaka, 2013) * Diadaptasi ke film layar lebar oleh Starvision, 2014 * Official trailer film Strawberry Surprise https://www.youtube.com/watch?v=0urlJ... Jogja Jelang Senja (Grasindo, 9 Mei 2016) Alang, (Republika Penerbit, Agustus 2016) Membunuh Cupid (Falcon Publishing, Februari 2017) Mimpi Kecil Tita (Republika Penerbit, Mei 2017) Cerpen: "La Vie" - Koran Tempo, 2011 Heute Herbst - Koran Tempo, 2011 Ayahmu Mati - Jawa Pos, 2011 CLOS E - Koran Tempo, 2012 Skarf - Koran Tempo, 2012 Gelas Kopi ke - 124 - Majalah Femina 2013 Mozarella - Jakarta Beat, 2014 Gembok - Media Indonesia, 2015 Pai Apel Musim Panas - Cerber Majalah Femina, 2015 Pemain Biola - Cerpen Majalah Femina, 2015 Di Tikungan Jalan - Suara Karya, 2015 Begitu Luka, Begitu Dini di Bromo - Suara NTB, 2015 Kopi Rena - Cerber Majalah Femina, 2015 Cireng Dua Juta - Majalah Kawanku, 2015 Janji di Perpustakaan - Minggu Pagi, 2015 Ros - Cerber Majalah Kartini, 2016 Nasi Kuning - Cerpen Majalah Horison, 2016 Duwet - Cerpen Minggu Pagi, 2017 Pertarungan Terakhir - Cerber Majalah Femina, 2017 Pentas dan menulis naskah Teater: Pentas monolog naskah Sang Primadona - cerpen A. Mustofa Bisri, sebagai presentasi program beasiswa keaktoran Actor Studio 2, Teater Garasi. 2008. TUK - naskah Bambang Widoyo SP, sebagai presentasi program beasiswa Actor Studio 2, Teater Garasi. Sutradara Gunawan Maryanto. 2008. Tempat istirahat - naskah David Campton, sebagai presentasi program beasiswa Actor Studio 3, Teater Garasi. 2009. Kura-kura Bekicot - naskah Eugene Ionesco. 2010. Menulis naskah Menjaring Malaikat (adaptasi dari cerpen Danarto: Mereka Toh Tak Mungkin Menjaring Malaikat) untuk @JaringProject, tampil di Mimbar Teater Solo dan Festival Teater Jakarta - Dewan Kesenian Jakarta, 2016.

Joko Pinurbo
Joko Pinurbo
Author · 21 books
Joko Pinurbo (jokpin) lahir 11 Mei 1962. Lulus dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Sanata Dharma Yogyakarta (1987). Kemudian mengajar di alma maternya. Sejak 1992 bekerja di Kelompok Gramedia. Gemar mengarang puisi sejak di Sekolah Menengah Atas. Buku kumpulan puisi pertamanya, Celana (1999), memperoleh Hadiah Sastra Lontar 2001; buku puisi ini kemudian terbit dalam bahasa Inggris dengan judul Trouser Doll (2002). Ia juga menerima Sih Award 2001 untuk puisi Celana 1-Celana 2-Celana 3. Buku puisinya Di Bawah Kibaran Sarung (2001) mendapat Penghargaan Sastra Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2002. Sebelumnya ia dinyatakan sebagai Tokoh Sastra Pilihan Tempo 2001. Tahun 2005 ia menerima Khatulistiwa Literary Award untuk antologi puisi Kekasihku (2004). Buku puisinya yang lain: Pacarkecilku (2002), Telepon Genggam (2003), Pacar Senja (2005), Kepada Cium (2007), dan Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung (2007). Selain ke bahasa Inggris, sejumlah sajaknya diterjemahkan ke bahasa Jerman. Sering diundang baca puisi di berbagai forum sastra, antara lain Festival Sastra Winternachten di Belanda (2002). Oleh pianis dan komponis Ananda Sukarlan sejumlah sajaknya digubah menjadi komposisi musik.
Seno Gumira Ajidarma
Seno Gumira Ajidarma
Author · 48 books

Seno Gumira Ajidarma is a writer, photographer, and also a film critic. He writes short stories, novel, even comic book. He has won numerous national and regional awards as a short-story writer. Also a journalist, he serves as editor of the popular weekly illustrated magazine Jakarta-Jakarta. His piece in this issue is an excerpt from his novel "Jazz, Parfum dan Insiden", published by Yayasan Bentang Budaya in 1996. Mailing-list Seno Gumira fans: http://groups.yahoo.com/group/senogum...

Djenar Maesa Ayu
Djenar Maesa Ayu
Author · 14 books

Djenar Maesa Ayu started her writings on many national newspapers. Her first book "Mereka Bilang Saya Monyet!" has been reprinted more than 8 times and shortlisted on Khatulistiwa Literary Award 2003. Her short story “Waktu Nayla” awarded the best Short Story by Kompas in 2003, while “Menyusu Ayah” become The Best Short Story by Jurnal Perempuan and translated to English by Richard Oh with title “Suckling Father”. Her second book "Jangan Main-main (dengan Kelaminmu)" was launch February 2005 and also received great success. The amazing part is this book reprinted two days after the launching. Other books by Djenar: * Nayla * Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek

Dewi Ria Utari
Dewi Ria Utari
Author · 8 books
Fransisca Dewi Ria Utari ini lahir di Jepara, 15 Agustus 1977. Usai menyelesaikan kuliahnya di jurusan Komunikasi Massa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta pada tahun 2000, ia mengawali karir jurnalistiknya antara lain di Detik Com, Koran Tempo, dan saat ini menjadi karyawan di harian Jurnal Nasional.
Budi Darma
Budi Darma
Author · 22 books

Budi Darma lahir di Rembang, Jawa Tengah, 25 April 1937. Semasa kecil dan remaja ia berpindah-pindah ke berbagai kota di Jawa, mengikuti ayahnya yang bekerja di jawatan pos. Lulus dari SMA di Semarang pada 1957, ia memasuki Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gadjah Mada. Lulus dari UGM, ia bekerja sebagai dosen pada Jurusan Bahasa Inggris—kini Universitas Negeri Surabaya—sampai kini. Di universitas ini ia pernah memangku jabatan Ketua Jurusan Inggris, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, dan Rektor. Sekarang ia adalah guru besar dalam sastra Inggris di sana. Ia juga mengajar di sejumlah universitas luar negeri. Budi Darma mulai dikenal luas di kalangan sastra sejak ia menerbitkan sejumlah cerita pendek absurd di majalah sastra Horison pada 1970-an. Jauh kemudian hari sekian banyak cerita pendek ini terbit sebagai Kritikus Adinan (2002). Budi Darma memperoleh gelar Master of Arts dari English Department, Indiana University, Amerika Serikat pada 1975. Dari universitas yang sama ia meraih Doctor of Philosophy dengan disertasi berjudul “Character and Moral Judgment in Jane Austen’s Novel” pada 1980. Di kota inilah ia menggarap dan merampungkan delapan cerita pendek dalam Orang-orang Bloomington (terbit 1980) dan novel Olenka (terbit 1983, sebelumnya memenangkan hadiah pertama sayembara penulisan novel Dewan Kesenian Jakarta 1980). Ia juga tampil sebagai pengulas sastra. Kumpulan esainya adalah Solilokui (1983), Sejumlah Esai Sastra (1984), dan Harmonium (1995). Setelah Olenka, ia menerbitkan novel-novel Rafilus (1988) dan Ny. Talis (1996). Belakangan, Budi Darma juga menyiarkan cerita di surat kabar, misalnya Kompas; pada 1999 dan 2001 karyanya menjadi cerita pendek terbaik di harian itu. Cerpennya, "Laki-laki Pemanggul Goni," merupakan cerpen terbaik Kompas 2012. Dalam sebuah wawancara di jurnal Prosa (2003), lelaki yang selalu tampak santun, rapi, dan lembut-tutur-kata ini sekali lagi mengakui, “...saya menulis tanpa saya rencanakan, dan juga tanpa draft. Andaikata menulis dapat disamakan dengan bertempur, saya hanya mengikuti mood, tanpa menggariskan strategi, tanpa pula merinci taktik. Di belakang mood, sementara itu, ada obsesi.”

Faisal Oddang
Faisal Oddang
Author · 10 books

Faisal Oddang was born on 18th September 1994. He finished his study in Universitas Hasanuddin, focusing on Indonesian Literature. His books are: Poetry Collection Perkabungan untuk Cinta (Mourning for Love) and Manurung was shortlisted for Khatulistiwa Literary Award 2018, Novels: Tiba Sebelum Berangkat (Arriving Before Departing) was shortlisted for Khatulistiwa Literary Award 2018, Puya ke Puya (From One Heaven to Another) won 4th place in Jakarta Art Council Novel Competition 2014 and was chosen as the best novel in 2015 by Tempo Magazine. He achieved: Robert Bosh Stiftung and Literary Colloquium Berlin Grants 2018, Iowa International Writing Program 2018, Asean Young Writers Award 2014, Best Short Stories Writers 2014 by Kompas Daily, Prose Writer of The Year 2015 by Tempo Magazine, Best Essayist in Asean Literary Festival 2017. He was invited as a speaker in Ubud Writers and Readers Festival 2014, Salihara International Literary Biennale 2015 and Makassar International Writers Festival 2015, and participated in writer’s residency 2016 in Netherland by Indonesian National Book Committee. Email: faisaloddang@gmail.com

Triyanto Triwikromo
Triyanto Triwikromo
Author · 17 books

Triyanto Triwikromo (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 15 September 1964; umur 50 tahun) adalah sastrawan Indonesia. Redaktur sastra Harian Umum Suara Merdeka dan dosen Penulisan Kreatif Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang, ini kerap mengikuti pertemuan teater dan sastra, antara lain menjadi pembicara dalam Pertemuan Teater-teater Indonesia di Yogyakarta (1988) dan Kongres Cerpen Indonesia di Lampung (2003). Ia juga mengikuti Pertemuan Sastrawan Indonesia di Padang (1997), Festival Sastra Internasional di Solo, Pesta Prosa Mutakhir di Jakarta (2003), dan Wordstorm 2005: Nothern Territory Festival di Darwin, Australia. Cerpennya Anak-anak Mengasah Pisau direspon pelukis Yuswantoro Adi menjadi lukisan, AS Kurnia menjadi karya trimatra, pemusik Seno menjadi lagu, Sosiawan Leak menjadi pertujukan teater, dan sutradara Dedi Setiadi menjadi sinetron (skenario ditulis Triyanto sendiri). Penyair terbaik Indonesia versi Majalah Gadis (1989) ini juga menerbitkan puisi dan cerpennya di beberapa buku antologi bersama.

Agus Noor
Agus Noor
Author · 21 books

Agus Noor, menulis banyak prosa, cerpen, naskah lakon (monolog dan teater) juga skenario sinetron. Beberapa buku yang telah ditulisnya antara lain, Memorabilia, Bapak Presiden yang Terhormat, Selingkuh Itu Indah, Rendezvous (Kisah Cinta yang Tak Setia), Matinya Toekang Kritik, Potongan Cerita di Kartu Pos. Karya-karya Agus Noor yang berupa cerpen juga banyak terhimpun dalam beberapa buku, antara lain: Jl. Asmaradana (Cerpen Pilihan Kompas, 2005), Ripin (Cerpen Kompas Pilihan, 2007), Kitab Cerpen Horison Sastra Indonesia, (Majalah Horison dan The Ford Foundation, 2002), Pembisik (Cerpen-cerpen terbaik Republika), 20 Cerpen Indonesia Terbaik 2008 (Pena Kencana), dll. Menerima penghargaan sebagai cerpenis terbaik pada Festival Kesenian Yogyakarta 1992. Mendapatkan sertifikat Anugerah Cerpen Indonesia dari Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1992 untuk tiga cerpennya: “Keluarga Bahagia”, “Dzikir Sebutir Peluru” dan “Tak Ada Mawar di Jalan Raya”. Sedang cerpen “Pemburu” oleh majalah sastra Horison, dinyatakan sebagai salah satu karya terbaik yang pernah terbit di majalah itu selama kurun waktu 1990-2000. Dan cerpen “Piknik” masuk dalam Anugerah Kebudayaan 2006 Departemen Seni dan Budaya untuk kategori cerpen.

Putu Wijaya
Putu Wijaya
Author · 24 books

Putu Wijaya, whose real name is I Gusti Ngurah Putu Wijaya, is an Indonesian author who was born in Bali on 11 April 1944. He was the youngest of eight siblings (three of them from a different father). He lived in a large housing complex with around 200 people who were all members of the same extended family, and were accustomed to reading. His father, I Gusti Ngurah Raka, was hoping for Putu to become a doctor, but Puti was weak in the natural sciences. He liked history, language and geography. Putu Wijaya has already written around 30 novels, 40 dramas, about a hundred short stories, and thousands of essays, free articles and drama criticisms. He has also produced film and soap-opera scripts. He led the Teater Mandiri theatre since 1971, and has received numerous prices for literary works and soap-opera scripts. He's short stories often appear in the columns of the daily newspapers Kompas and Sinar Harapan. His novels are often published in the magazines Kartini, Femina and Horison. As a script writer, he has two times won the Citra prize at the Indonesian Film Festival, for the movies Perawan Desa (1980) and Kembang Kertas (1985).

Martin Aleida
Martin Aleida
Author · 10 books

Martin Aleida adalah seorang sastrawan yang lahir di Tanjung Balai, Sumatera Utara, pada 1943. Nama aslinya adalah Nurlan. Martin mengawali karirnya sebagai wartawan di harian Zaman Baru. Profesi inilah yang mengantarkannya ke penjara, ditangkap oleh Orde Baru karena koran tersebut diterbitkan oleh Lembaga Kesenian Rakyat. Menempuh studi lingustik di Georgetown University, Washingotn D.C, Amerika Serikat, Martin pernah bekerja di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah media massa, diantaranya Majalah Tempo di Jakarta. Kini, ia aktif sebagai anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta periode 2009 – 2012.

548 Market St PMB 65688, San Francisco California 94104-5401 USA
© 2025 Paratext Inc. All rights reserved